Showing posts with label Berita Facebook. Show all posts
Showing posts with label Berita Facebook. Show all posts

Facebook Untit Pengguna Saat Berselancar di Situs Lain

Seorang ahli tekonologi asal Australia, Nik Cubrilovic, menggemparkan dunia maya setelah mengeluarkan pernyataan jika Facebook terus menguntit pengguna meski mereka sudah logout dari akun mereka. Demikian dilansir Sydney Morning Herald, Senin (26/9/2011).
Secara terpisah, setelah meluncurkan fitur Timeline yang langsung bisa diakses oleh para penggunannya memperlihatkan sebuah fitur yang membolehkan seseorang melihat siapa yang menghapus mereka dari daftar pertemanan.
Perubahan lainnya, tampilan profil mirip dengan scrapbook dari kehidupan si pengguna dan didesain untuk memberikan keleluasaan kepada 800 juta user untuk berbagi mengenai apa yang mereka baca, dengar, atau nonton secara realtime.
Namun, sesuatu yang menakutkan kini muncul setelah Nik Cubrilovic melakukan sejumlah tes yang memperlihatkan walaupun user sudah logout dari Facebook ketimbang menghapus semuacookiesFacebook malah memodifikasi, mempertahankan informasi akun, dan token unik lainnya untuk mengidentifikasi pengguna.
Jadi kemanapun user berkunjung di dunia maya, selama situs tersebut memasang tulisan Facebook button atau widget, browsertetap mengirim detail ke Facebook. "Meski Anda sudah logged outnamun Facebook masih menguntit situs mana yang Anda telah kunjungi," kata Cubrilovic.
"Satu solusi yang penting adalah menghapus semua cookies Facebook yang ada di browser atau menggunakan browser terpisah jika melakukan interaksi di Facebook," jelasnya.
tribunnews.

Waspada Ancaman Bermain di Facebook dan Twitter

Inilah kata pakar tekno expert mengenai ancaman baru di era Twitter dan Facebook, menurut sumber yang saya baca ini, berikut berita dan manfaatnya:

Ancaman Baru di Era Twitter dan Facebook

Siapa tak kenal Facebook dan Twitter? Pengguna Internet era ini pasti nyaris tak bisa lepas dari dua ajang gaul dunia maya itu. Facebook dan Twitter merupakan implementasi dari web 2.0.
Apa itu web 2.0? Ini merupakan generasi terkini yang paling mendunia dari web, di mana semua pengguna web dapat mempublikasikan dan menerima informasi secara bebas, untuk saling berkolaborasi dan sosialisasi. Jika di era web 1.0 kita hanya dapat mengakses informasi saja, dengan segala keterbatasannya, maka di web 2.0 kita dapat membagikan informasi yang kita punya, baik itu bersumber dari kita sendiri atau dari sumber lain. Kita juga dimungkinkan langsung berinteraksi dengan sesama pengguna web.

Dengan semua kelebihan itu, tak heran jika web 2.0 membuat banyak orang tertarik menggunakan Internet. Mereka yang awalnya tidak kenal dunia maya, menjadi penasaran dan ingin mencoba, sebab kehebohan daya tarik web 2.0 ini.
Memang menyenangkan, bahkan mencandui sebagian orang. Sehari saja tidak mengakses Facebook atau Twitter, rasanya ada yang kurang. Sayangnya masih banyak orang belum sadar bahwa semua kemudahan berbagi dan mengakses informasi itu disertai dengan ancaman lain, yaitu malware yang juga memanfaatkan celah-celah yang ada.

Seperti kita tahu, beragam aplikasi web 2.0 tidak hanya digunakan di rumah, namun juga di lingkungan korporat. Berarti ada banyak data penting perusahaan yang dapat menjadi target para pencipta malware. Pengguna sendiri tidak sadar bahwa dirinya menjadi target serangan, karena terlalu asik menikmati banyak kemudahan, bahkan juga asik bersosialisasi memperluas jejaring pertemanan maupun bisnis.
Yang lebih parah adalah jika pengguna tidak tahu kalau dirinya justru membantu serangan tersebut dan juga menjadi korbannya. Dari laboratorium virus kami, terlihat bahwa jejaring sosial kian popular menjadi sasaran pembuat malware. Setiap tahun, jumlah sampel malware yang berhubungan dengan jejaring sosial berlipatganda dibanding tahun sebelumnya.

Konsep anyar yang ditawarkan web 2.0 adalah mengubah gaya navigasi klasik menjadi jauh lebih interaktif. Bahkan pengguna bisa terus berhubungan melalui web 2.0 dengan perangkat bergeraknya seperti ponsel. Ya, ini seperti pemahaman di mana manusia terus menerus terhubung satu sama lain dengan web 2.0 sebagai medianya, dan beragam perangkat canggih yang mendukung. Di mana saja, kapan saja.

Malware sebelum web 2.0
Kini kita coba telaah apa yang membuat malware ikut menjadikan web 2.0 sebagai sasaran utamanya. Bagaimana malware menyebar sebelum era web 2.0?
Perjalanan virus komputer dan malware kira-kira sama dengan perjalanan informasi itu sendiri. Di masa lalu, informasi secara fisik dipindahkan dari satu komputer ke komputer lain menggunakan media penyimpanan yang bervariasi. Pada awal tahun 1980-an, informasi menyebar melalui jejaring data pribadi yang mahal. Baru kemudian perlahan jaringan tersebut mulai digunakan oleh kalangan pebisnis untuk email dan transmisi informasi. Pada akhir dekade 1990 mulai banyak kasus serangan virus pada komputer di ranah pribadi dan bisnis, yang biasanya menyerang melalui email.

Tanpa terasa World Wide Web begitu cepat berkembang menjadi sebuah platform yang sangat bernilai bagi pertukaran informasi, perdagangan global, dan produktivitas dunia kerja. Perlahan tapi pasti, kita sadar bahwa tak semua informasi bisa kita bagi ke semua orang. Di sinilah kita ketahui bahwa informasi menjadi sangat berharga, hanya layak dibagikan ke pihak tertentu dan menjadi berbahaya ketika bocor atau rusak.

Selama itu juga muncul yang disebut dengan Era worm internet, dimana terjadi serangan Code Red, Blaster, Slammer dan Sasser ke sejumlah jaringan korporat. Tidak ketinggalan virus Melissa yang juga menyerang email, serta datang melalui pesan instan atau aplikasi peer-to-peer. Semua menargetkan Microsoft, sebab memang sistem operasi itu paling banyak dipakai. Mereka menghadapi semua serangan itu dengan penambahan firewall, dam menjalankan sejumlah mekanisme mitigasi anti-worm. Pengguna juga diajak untuk rajin memperbarui aplikasi pengaman Windows.

Mengapa web 2.0 Menjadi Sasaran Empuk Malware dan Penjahat Cyber? Dalam tahun-tahun terakhir, situs jejaring sosial menjadi salah satu sumber informasi paling popular di Internet. RelevantView dan eVOC Insights memprediksi bahwa pada tahun 2009 situs jejaring sosial digunakan oleh 80 persen pengguna Internet seantero dunia, yang artinya lebih dari satu miliar orang.
Pertumbuhan popularitas ini sudah pasti diketahui oleh para penjahat krinimal dunia maya. Maka tak heran sejumlah situs menjadi sasaran utama malware dan spam, di samping sejumlah tindak kejahatan lain.

Situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace atau Twitter, telah memukau jutaan pengguna Internet, sekaligus juga pelaku kriminal cyber.

Separah apakah serangan terhadap jejaring sosial ini? Pada Januari 2008, sebuah aplikasi Flash bernama Secret Crush yang berisi link ke program AdWare terdapat pada Facebook. Lebih dari 1,5 juta pengguna mengunduhnya sebelum disadari oleh administrator situs.

Kaspersky Lab pada Juli 2008 mengidentifikasi sejumlah insiden yang melibatkan Facebook, MySpace dan VKontakte. Net-Worm.Win32.Koobface. menyebar ke seluruh jaringan MySpace dengan cara yang sama dengan Trojan-Mailfinder.Win32.Myspamce.a, yang terdeteksi di bulan Mei.

Twitter tak kalah jadi target, ketika pada Agustus 2009 diserang oleh penjahat cyber yang mengiklankan video erotis. Ketika pengguna mengkliknya, maka otomatis mengunduh Trojan-Downloader.Win32.Banload.sco. LinkedIn juga tak luput dari serangan malware pada Januari 2009, dimana penguna ditipu agar mengklik profil sejumlah selebriti, padahal mereka sudah mengklik link ke media player palsu. Sebulan kemudian YouTube menjadi incaran malware.

Bulan Juli 2009 kembali Twitter menjadi media infeksi modifikasi New Koobface, worm yang mempu membajak akun Twitter dan menular melalui postingannya, dan menjangkiti semua follower. Semua kasus itu hanya sebagian dari begitu banyak kasus penyebaran malware di seantero jejaring sosial.

Ancaman di era web 2.0
Akhir tahun 2008 Kaspersky Lab mengumpulkan lebih dari 43.000 file berbahaya yang berhubungan dengan situs jejaring sosial. Salah satu worm yang paling terkenal menyerang situs jejaring sosial adalah Koobface yang terdeteksi sebagai Net-Worm.Win32.Koobface. Worm ini popular saat sekitar setahun lalu menyerang akun Facebook dan MySpace.

Struktur umum serangan ke web 2.0 biasanya terdiri dari tiga langkah. Pertama, pengguna menerima link dari teman berupa informasi enarik, misalnya video klip. Kedua, pengguna diminta untuk menginstal program tertentu agar bisa menonton video itu. Ketiga, setelah diinstal, program ini diam-diam mencuri akun pengguna dan meneruskan trik serupa ke pengguna lain

Metode itu hampir sama dengan cara worm menyebar melalui email. Worm yang terdistribusi melalui situs jejaring sosial hampir 10 persen sukses menginfeksi. Koobface juga memberi link ke program antivirus palsu seperti XP Antivirus dan Antivirus2009. Program spyware tersebut juga mengandung kode worm.

Ancaman ke situs jejaring sosial jauh lebih mengerikan dari ke email. Mengapa? Selain terinfeksi worm, akun yang bersangkutan juga menjadi korban botnet, bahkan si pemiliknya juga terkena imbasnya. Botnet mampu mencuri nama dan pasword pengguna, lalu menyebarkan pesan palsu yang mampu merugikan pihak lain, seperti permintaan transfer uang. Jadi yang menjadi korban bukan hanya akunnya, melainkan pemilik akun itu sendiri, serta pihak lain yang dikirimi pesan palsu.

Sisi lemah manusia
Satu hal paling penting dari serangan terhadap web 2.0 adalah faktor komponen kelemahan manusia ,terutama ketika berhadapan dengan pengguna yang tidak paham bahwa komputernya sudah terinfeksi.

Situs jejaring sosial masa kini menawarkan kostumisasi tambahan dan fungsi berfitur kaya untuk berbagi konten personal, file foto, atau multimedia dengan sebanyak mungkin orang di dunia maya. Situs ini memungkinkan pengguna berbagi pikiran dan minat dengan sesama teman atau komunitas. Secara umum, pengguna situs jejaring sosial saling percaya satu sama lain. Ini artinya jika mereka menerima pesan dari temannya, maka akan langsung mengkliknya begitu saja tanpa kecurigaan pesan itu sudah disisipi oleh malware.

Hari ini masih banyak orang yakin bahwa menggunakan browser Web sama dengan melakukan window shopping atau pergi ke perpustakaan di dunia nyata. Takkan ada yang terjadi tanpa sepengetahuan mereka. Padahal di Web, sekali saja kita mengklik link yang salah, atau tanpa disengaja, maka sama artinya sudah mempersilakan pencuri atau pengintai masuk ke rumah kita. Ya, pencuri atau penyadap di dunia maya tidak kasat mata seperti halnya di dunia maya.

Ambil contoh, aplikasi penyingkat URL yang sering diperlukan di mikroblog seperti Twitter. Karena karakter pesan hanya dibatasi hingga 140 karakter, maka pengguna harus menggunakan aplikasi penyingkat URL saat menyisipkan link ke situs lain. Aplikasi penyingkat URL seperti TinyURL, Is.gd atau Bit.ly tidak akan memperlihatkan nama URL yang sesungguhnya. Cukup keterangan saja dan link yang sudah mereka ringkas.
Bayangkan jika akun si pengguna sudah disusupi Botnet tanpa ia sadari. Botnet akan menggunakan akun Twitter-nya, memposting "Klik foto saya yang imut ini" lalu diikuti URL yang sudah diringkas, maka teman-temannya akan langsung mengklik. Malware yang terkandung dalam link itu akan membawa si korban ke situs lain yang memang sudah dipersiapkan untuk"menjebaknya".

Situs jejaring sosial seperti Facebook biasanya berkolaborasi dengan situs-situs lain agar bisa saling terkoneksi. Mereka ini disebut sebagai partisi ketiga, alias pihak ketiga setelah facebook itu sendiri, dan penggunanya. Banyak kasus dimana partisi ketiga justru dijadikan vektor alias "kendaraan" dari penyerang.

Ada dua pertanyaan yang bisa kita ajukan untuk mendalami masalah ini. Berapa banyak pengguna Facebook menambahkan aplikasi partisi ketiga di profilnya? Berapa banyak yang mereka ketahui mengenai apa yang sesungguhnya dilakukan oleh aplikasi partisi ketiga itu?

Di atas kertas, para pakar mengatakan bahwa Facebook maupun jejaring sosial lain harus memikirkan ulang cara mereka mendesain dan mengembangkan application programming interface (API). Disebutkan bahwa provider jejaring sosial semestinya berhati-hati dalam mendesain platform dan API. Mereka harus hati-hari dengan teknologi sampingan yang dipakai para klien, misalnya JavaScript. Operator situs jejaring sosial sebaiknya memiliki developer yang cukup ketat dalam penggunaan API, yaitu yang mampu memberi akses ke sumber yang hanya benar-benar berhubungan dengan sistem.

Setiap aplikasi yang berjalan di situs jejaring sosial juga semestinya ada di lingkungan terisolasi untuk mencegah interaksi aplikasi dengan host Internet lainnya yang tidak berpartisipasi dalam situs tersebut.

Isu Privasi
Malware bukan hanya satu-satunya masalah ketika kita bicara mengenai situs jejaring sosial. Bagaimana data-data pribadi para pengguna bisa aman adalah pertanyaan lainnya. Lalu, seberapa susahnya sesungguhnya kita melindungi diri sendiri dan data-data kita di situs jejaring sosial?

Ketika orang jahat mendesain serangannya dengan apik, maka para pengguna perlu meningkatkan standar kewaspadaan keamanannya. Advis seperti "Jangan membuka file yang diterima dari sumber yang tidak diketahui" sudah tak lagi berguna, sebab aktivitas serangan sudah mampu menyamar dalam identitas teman yang kita kenal baik. Ini artinya kita bahkan tidak bisa mempercayai pesan atau file yang dikirimkan teman kita sendiri.

Salah satu lapisan perlindungan yang bisa ditambahkan ke browser adalah yang dapat mencegah eksploit. Pengguna sebaiknya melindungi dirinya dari worm XSS dengan hanya mengizinkan eksekusi kode JavaScript dari sumber terpercaya. Pengguna juga semestinya seminim mungkin berbagi alamat pribadi seperti nomor telepon, alamat rumah, dan informasi personal lain.
Memang agak sulit membatasi mana yang boleh dibagi dan yang tidak di situs jejaring sosial. Pada dasarnya setiap orang butuh privasi di belantara dunia maya. Jangan sampai juga kita menjadi korbam trik phishing klasik, terutama ketika muncul laman situs baru saat mengklik aplikasi partisi ketiga yang meminta kita melakukan log-in mengisikan nama, dan sejumlah data pribadi lain. Jika kita ragu atas keaslian laman itu, ada bagusnya kita kembali ke laman asli Facebook dengan mengetik ulang www.facebook.com.

Memang dibutuhkan perlindungan banyak lapis. Solusi keamanan Internet seperti anti-malware adalah pilihan terbaik, namun itu pun diperlukan update yang intens. Pengguna harus terus meningkatkan kewaspadaan dan tingkat keamanannya, sebab penyerang juga akan terus memperbanyak strategi.

Semua kasus yang kita bahas di atas hanya sebuah awal saja. Serangan terhadap situs jejaring sosial kini sudah ada dalam beragam tingkatan, mulai dari malware sampai phishing. Pelaku kriminal dunia cyber akan menggunakan vektor ke web 2.0 lebih dan lebih banyak lagi demi menyebarkan aplikasi berbahayanya. Namun evolusi serangan ke web 2.0 akan seiring juga dengan evolusi yang dilakukan web 2.0 itu sendiri.

Berikut adalah evolusi yang tengah terjadi pada web 2.0. Pertama, Mobilitas. Baik konten maupun tampilan untuk mengaksesnya akan lebih mobile, sehingga keterhantungan pada hardware untuk mengakses serta lokasi fisiknya akan berkurang. Makin bervariasi platform yang dipakai akan mempersulit pembuat malware untuk menerobosnya. Mereka akan kesulitan mengenai sistem operasi dan hardware apa yang akan dipakai si pengguna,.

Kedua, lokalisasi dan kontekstualisasi. Konten dan interface mobile membuat layanannya menjadi lebih baik bagi si pengguna. Semua disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Penjahat cyber mau tak mau juga akan memberlakukan perubahan paradigma ini untuk meningkatkan serangannya.

Ketiga, interoperabilitas. Jejaring sosial memungkinkan kita terkoneksi satu sama lain, maka harus ada sistem keamanan yang dibangun oleh jejaring dan penggunanya sendiri. Problem keamanan ini bisa mudah ditingkatkan jika jejaring sosial itu mulai menyatukan layanannya.[kompas:tekno expert]

Nah sudah baca kan maka  waspada waspada lah hihihhi kaya bang napi aja :P, oke deh semoga bmanfaat yach. Agak ribet juga mengatur privacy apalagi orang awam seperti kebanyakan user kasian pula bagi mereka yang kurang paham akan penggunaan sebagian sistem pengaturan tersebut bisa bisa data informasi mereka bakal dicolong orang yang yang tidak berkepentingan nich. Semoga tidak yach. Amin.

Inilah User FB Indonesia, Genit?!

Saking banyaknya orang Indonesia menggunakan Facebook, saking banyak pula orang Indonesia terkesan genit, dan saking genitnya orang Indonesia memakai jejaring yang satu ini seseorang menulis di kompasiana dengan judul "Genitnya Facebook Indonesia". Taksiran rangking yang dipatok Indonesia dengan urutan ketiga ini membuat penulis jadi bahan kajian jika warga Indonesia memang terkesan genit, maaf loh ini hanya multi tafsir aja. Jutaan anak muda dan orang dewasa kemungkinan menghabiskan waktunya bermain facebook di mulai dari kantor, rumah, warnet atau tempat2 santai lainnya seperti pub, cafe atau lewat mobile langsung yang mendukung untuk mengakses internet untuk membuka facebook.

Tidak heran jika Indonesia berperingkat ketiga terbesar ini terdaftar usernya berjumlah 22.7 juta orang(sumber: kompasiana). WAh bangga juga sih dengernya sampe sampe ada data yang menunjukan Indonesia  adalah potensial menjadi the world’s fastest growing mobile consumer markets. Toh, kita sudah dianggap bagian dari top 20 internet users di dunia. Makanya, trending topic di Twitter seringkali didominasi isu-isu atau sosok kontroversial asal indonesia. Dari Panasonic Gobel hingga Ariel Peterporn. Semua ngalahin Justin Bieber. Wow![kompasiana]

Namun kata penulis juga dibalik itu semua banyak kelemahannya yakni dampak dari sisi negatif dari kehaadiran jejaring sosial tersebut. Banyaknya intimidasi, tindak kriminalitas dan sampai penculikan anak saat ini menjadikan masyarkat kita pun terasa jenuh menyaksikan ini semua. Alangkah baiknya kita dapat memfilter semua ini dengan menggunakan akses jejaring sosial dengan bijak dan mencari solusi agar kita sebagai orang tua pun dapat mengaawasi anak2 kita dan membimbingnya. Semoga kita pun juga menemukan antidotnya. [tulisan sebagian diambil dari kompasiana, dewo]

Ribetnya Dunia Jejaring…

Share aje nih sob': ^_^

Kemaren, gue satu mobil dengan best friend gue. Kemudian dia ngedumil sendiri gara2 posisinya anjlok gara2 seharian nggak keluar rumah. Gue piker anjlok apaan, sampe dia berubaha untuk menaikkan peringkat alias rattingnya ke posisi puncak. Lalu sobat gue sibuk memainkan jari2nya di tuts Blackberry-nya.

“Peringkat apaan sih..??”

“Ini lho, gara2 seharian nggak keluar rumah posisi gue di FourSquare anjlok. Sialannn!!!”

“Emang kalo anjlok kenapa..?”

“Ya, gue harus menaikkan ratting gue lagi. Gue harus bisa mencapai puncak lagi!”

“Caranya..??”

“Ya, kita harus rajin ’ngider’ alias berpergian, kemudian kita melaporkan keberadaan kita, kemudian kita dapat poin, kemudian posisi kita bisa menanjak naik lagi…”

“Ooooo gitu ya…??”

“Iya… makanya gue lagi nulis kalo kita lagi di Jalan Tol. Nanti pasti dapat point lagi.”

“Trus, penting nggak…???”

“Nggak juga sih… tapi seru aja. Bikin kita semakin lincah aja kemana2 hahahhahah”

Percakapan pun kami tuntaskan dengan happy ending.. karena kami tertawa bersama2…meski gue tetap mikir…

it’s not me…

Karena gue orang yang nggak suka ribet. Gue nggak suka hal2 yang bisa menambah pikiran gue.bisa2 gue bertanduk dan emosi jiwa se-emosi-emosinya… Secara… hidup ini sudah ribet, kenapa juga dunia jejaringan membuat kita semakin ribet..!!! tapi gue tidak pernah melarang teman gue menikmati dunia FOURSQUARE-nya. Karena dia enjoy, kenapa gue panic..? hanya saja, gue nggak layak menjadi pengguna FS tersebut. Karena gue nggak suka yng ribet2…

Cerita di atas masih membahas tentang repotnya mengikuti gaya hidup FOURSQUARE.

Berda lagi dengan gaya hidup di jejaringan TWITTER..meski gue punya account di dunia Twitter (@baroezy). Sejujurnya gue bukan pengguna twitter aktif, tapi bisa disebut sebagai pengamat aktif. Karena gue lebih suka mengamati dan membaca2 pola tingkah para mahluk2 di dunia TWITTER. Sejujurnya, twitter gue isinya lebih banyak foto2 dari hasil jepretan gue, ketimbang mengirim kalimat2 SOK BIJAK yang banyak gentayangan di dunia Twitter.

Sumpah!!! Gue suka ketawa melihat pengguna Twitter yang isinya kalo tidak basa basi ber-‘say hello’, juga mencela atau juga menggurui. Menurut gue di dunia twitter Buanyaaaaakkkkk bangat mahluk2 “PINTER” (tanda kutif) yang sejujurnya mereka tidak pinter. Tapi sok pinter dengan memberikan TIPS-TIPS. Ada yang sok mahir di dunia tulis menulis, sering memposting TIPS-TIPS cara menulis yang baik…. Trus ada juga yang sok mahir di dunia keuangan, kemudian memposting TIPS-TIPS cara menghemat uang. Tips kecantikan, tips pinter nulis scenario, tips politik, tips traveling, tips tips tips lainnya dll.dll..dll…

Padahal ada kejadian seru saat gue bertemu dengan seorang pengguna twitter yang paling doyan menulis tips di jejaringan 140 karakter itu. Dengan sok pilon dia berkata,”bang, ajarin dong aku nulis novel… gimana ya? Aku kok sering mentok kalo sudah menulis panjang2…”

Nah, lo… bukannya elo doyan ngasih tips di twitter??? Bisik hati gue. Secara gue masih sadar diri, masih merasa bego dan belum layak member tips yang SOK MENGGURUI ke orang lain.…

Bahkan gara2 jejaringan twitter, ada menteri yang sering jadi bulan2an karena statement2 begonya yang gentayangan di dunia twitter. Maka jadi deh dia dihujat, dicaci maki dan dipojokkan… itulah TIFTAKTUL SEMRIWING….

Intinya, di jejaringan TWITTER sering terjadi debat kusir antar sesama pengguna twitter. Caci maki, hujat menghujat agama, suku, ras dan macem2 deh… serem banget!!!!

Jadi, kalo emang nggak mau direpotkan member TIPS-TIPS yang nggak penting, kenapa harus repot??? Nggak perlukan kita harus terlihat “PINTER” di dunia maya? Agar kita di follow banyak orang…amit2…. Gue bukan penikmat banyak followers. Cukup yang gue anggap layak aja. Kalo pun ada yang sudah di follow tapi ternyata nggak suka dengan polah tingkahnya, ya unfollow aja atau BLOCK aja sekalian! Beres kan..???

FACEBOOK…

Nih dia.. dunia yang juga sering menimbulkan perdebatan antar sesama pengguna FB. Di dunia facebook gue pernah berdebat dengan teman sesama wartawan dulu. Berdebat hal2 yg gak penting. Malu2in banget bukan..?? Hingga akhirnya, gue mengiklaskan kehilangan sahabat seperti dia dan me-removed teman yang suka cari gara2 itu. Anehnya itu orang kok suka banget sih berdebat masalah2 yang nggak penting???

Enjoy yur life aja. Nikmati aja dunia facebook elo… ngapain peduli dengan isi account facebook orang lain. Tidak heran kalo jejaringan facebook juga sering menimbulkan masalah. Biasanya kalo ada masalah global soal SARA atau soal KONFLIK antara Negara, pengguna FB paling gampang terprovokasi. Sementara gue, si pengguna facebook yang paling susah terpancing provokasi meski panasnya masalah yang tengah terjadi. Buat apa kita panic dan emosi..???

duh, nggak penting banget buang2 energi memikirkan yang nggak penting. Ntar juga reda kok..!!!! jadi sedikit bijak aja menyikapi semua yang terjadi. Kalo nggak senang ya REMOVED aja! Beres..!!

BBM (Blackberry Messenger)

Sebenarnya BBM itu sifatnya lebih personal. Hanya pengguna Blackberry yang sudah tuker2an PIN saja yang bisa membaca status dan melihat foto profil di BBM kita.

Tapi gue sempat kaget dengan salah satu teman di BB gue yang usil banget mencampurin urusan gue gonta ganti status atau ganti foto profil. Dia sempat protes dan menggembar2kan di FB dan juga secara langsung BBM gue..

“lo kok sering ganti2 foto profil sih?”

Jujur gue kaget..

Kok bisa diterganggu ya..?

Nggak senang..? ya removed aja…ngapain stress mikirin kesenangan orang. Kan nggak harus gue mengikuti kesenangan elo bukan..?? jadi lagi2 pake prinsif ENJOY YOUR LIFE aja deh untuk menyikapi semuanya.

Kaget banget ketika dia sibuk memikirkan status gue.. memikirkan foto2 profil gue. Secara kalo pun gonta ganti foto profil, yang gue ganti bukan foto gue yang sedang NARSIS. Melainkan foto2 hasil jepretan gue yang gue piker senang aja memajangnya menjadi foto profil.

Jadi kenapa harus repotttt…?????

Jadi… kalo elo sudah membaca uneg-uneg gue ini…sebaiknya kamu lebih smart deh menyikapi semuanya… ya, kayak smartphone… hanya smart people yang layak memakainya hehhehehheheheh

So, enjoy your life guys..!!!!
[kompasiana]

Buat Calon Pegawai atau Baru Mau CAri Kerja Hati2 Buat Status di FB!!

Bagi rekan2 yang baru lulus kuliah ato sekolah hati2 atau pegawai kantoran dan karyawan lainnya jangan sembarangan menulis status atau meng upload sesuatu ke facebook, bebarapa perusahaan ato mungkin semua perusahaan akan menilai lewat status kamu di facebook. Hal apa saja yang musti diperhatikan:

Hati2 klo pasang foto profil.
Terkadang pemasangan foto profil di facebook kita suka menunjukan pose tubuh yang kurang sopan atau menggoda memang tidaka ada yang salah dalam hal ini. Tidak inginkan, jika calon atasan melihat profil foto facebook kita terlihat kurang sopan.

Mengeluh Pekerjaan.
Keluhan bisa berupa pekerjaan menumpuk, uneg2 akan atasan yang kurang sreg, dll. Jangan tunjukan diforum publik, akan lain lagi ceritanya.

Menulis data CV tidak sesuai dengan profil di FB.
Saat menulis di CV tahun kelahiran anda 1984 namun di facebook 1988. Cobalah untuk jujur agar perusahaan bisa menilai kejujuran agar anda tidak dinilai ceroboh dan tidak teliti.

Jangan "Mengadu" lewat status.
"Sinta pulang cepet hari ini bilang si bos ada keperluan keluarga, padahal bokinan. Huh mana disini kerjaan numpuk lagi." Nama baik teman anda dipertaruhkan secara tidak sadar kredibilitas anda juga dipertaruhkan. Anda akan terlihat licik dan tidak dapat dipercaya.

Tidak tahu atau lupa menggunakan fasilitas "settings privacy"
Kegunaan fasilitas setting privacy ini berguna untuk mengatur siapa saja yang dapat melihat profil kita, siapa saja yang bisa melihat foto2 tertentu. Banyak penggunan facebook yang kurang memanfaatkan fasilitas ini. Terlebih banyaknya yang kurang mengerti akan fasilitas ini.

Hati2 pencemaran nama baik.
Kita sudah mencoba seprofesional mungkin untuk menjaga nama baik kita di facebook. Namun tiba2 ada seorang teman iseng men tag kita yang sedang mabuk. Rajin2lah mengecek facebook anda sehingga dapat menghapus konten yang tidak diinginkan.

Predator Online dan Kiat Menangkalnya

Predator online adalah seseorang yang berlagak ramah dan berusaha menjadi teman para pengguna internet anak-anak dan remaja. Namun sifat ramahnya itu menyimpan misi berbahaya, yakni demi memuaskan hasrat seksual mereka.

Para pelaku kejahatan ini biasanya beroperasi di chat room atau situs jejaring sosial macam Facebook dan MySpace. Modus yang mereka gunakan biasanya pertama kali adalah untuk meraih kepercayaan dari calon korbannya.

Segala hal mereka lakukan, mulai dari berbohong mengenai asal usulnya hingga berperilaku baik. Misalnya, pelaku sudah berumur 30 tahun, namun saat berkenalan di chat room ia mengaku sebagai remaja ABG berumur 17 tahun. Kebohongannya itu bahkan dipertegas dengan foto di accountnya yang memajang foto remaja 17 tahun yang tampan.

Nah, hal inilah yang kadang kurang diwaspadai calon korban. Mereka sudah terlebih dulu terlena dengan sosok palsu si predator tersebut yang digambarkan dengan sosok yang tampan dan keren, layaknya impian para remaja wanita.

Namun awas, ketika korban sudah termakan bujuk rayu sang predator, maka langkah selanjutnya adalah ia akan dirayu untuk memuaskan hasrat seksual pelaku. Mulai dari diminta untuk mengirimkan foto atau berpose tak senonoh via webcam hingga diajak untuk kopi darat untuk melakukan hubungan intim.

Ya, begitulah tindak tanduk kotor dari sang predator. Dengan memanfaatkan kelengahan korban, ia bisa menyebabkan berbagai hal mengenaskan.

Untuk itu diperlukan perhatian orangtua menanggapi hal ini. Berikut adalah kiat bagi para orangtua dalam menjaga buah hatinya dari predator online yang dikutip detikINET dari Internet Safety, Kamis (1/4/2010):

1. Bicaralah dengan anak Anda tentang geliat predator online ini. Beri pengertian anak mengenai ancaman yang ditebarnya. Sebab bisa saja, anak Anda tengah atau pernah menjadi target sang predator.

2. Bekali anak Anda cara menghadapi rayuan dari predator online. Tegaskan kepada anak untuk tidak takut untuk menendang alias memblok pengguna internet yang membuat mereka tidak nyaman.

3. Tempatkanlah komputer di lokasi yang ramai lalu lalang orang di rumah, jangan di tempat yang sepi. Buat kondisi agar pengguna rumah dapat mengawasi kegiatan online anak.

4. Hindari chat room. Memang tidak semua ajang ngobrol di chat room berisi hal-hal tidak baik. Namun bagi anak-anak rasanya kurang cocok. Jika Anda masih tetap ingin membiarkan anak-anak gabung ke chat room, pastikan bahwa forum interaksi dunia maya yang diikuti sang buah hati sudah dimoderasi.

5. Hati-hati dengan informasi di account Facebook dan MySpace. Pastikan bahwa profil atau halaman situs jejaring sosial anak Anda dalam kontrol sistem keamanan tinggi. Sebaiknya jangan memposting info diri dengan terlalu detail di account tersebut. Sebab, data pribadi itu bisa diakses oleh siapapun dan dapat pula dimanfaatkan untuk hal-hal tidak baik.[detik]

Facebook 'Sebarkan' Virus Sipilis

Situs jejaring sosial, Facebook, dianggap mempunyai andil dalam peningkatan kasus salah satu penyakit menular seksual, sipilis.

Menurut pakar kesehatan, Peter Kelly, angka pasien yang mengidap penyakit menular seksual akibat virus ini meningkat 4 kali lipat di Sunderland, Durham dan Teesside, tiga area di Inggris di mana Facebook tergolong populer.

Hasil riset menunjukkan kalangan muda di tiga wilayah di atas memiliki kecenderungan mengakses Facebook 25 persen lebih besar ketimbang daerah lain di Inggris, seperti yang dikutip dari situs Telegraph.

Kelly melihat adanya hubungan antara tersebarnya penyakit menular seksual dengan facebook, karena seseorang mudah menemukan partner seks dengan orang baru yang dikenalnya lewat situs jejaring ini. Data ini didapatkan Kelly lewat pengakuan sejumlah pasien yang mengatakan mereka bertemu pasangan 'casual sex' di facebook.

"Sipilis adalah penyakit membahayakan. Tiap orang yang melakukan seks tanpa perlindungan memiliki risiko tinggi. Saat ini, kasus sipilis mengalami peningkatan empat kali lipat, dan peritanya kebanyakan adalah wanita muda," kata Kelly menjelaskan.

Menanggapi kasus ini, juru bicara Facebook menyatakan pengguna Facebook perlu berhati-hati saat bertemu dengan kenalan baru dunia maya di dunia nyata.[vivanews]

Singgung SARA Usai Laga Persija Vs Persib, Facebooker Dikecam

Hasil akhir laga Persija Vs Persib pada Kamis (25/3/2010) lalu menuai berbagai reaksi. Namun komentar seorang facebookers bernama Erza Rahmawan di akun Persib Bandung dinilai keterlaluan.

Dalam postingan Erza di wall PERSIB Bandung itu, ia menuliskan makian dan kata-kata yang menyinggung suku dan agama.

Postingan yang sangat tidak pantas tersebut langsung menuai kritik bahkan kecaman dan cacian. Komentar tersebut masih terus diberikan hingga Senin (29/3/2010). Postingan tersebut diperkirakan dibuat beberapa saat setelah pertandingan Persib Vs Persija yang berakhir imbang 2-2.

Hingga kini, di akun PERSIB Bandung masih ramai membahas postingan Erza. Sebagian bertutur dengan lebih lunak, tetapi tidak sedikit yang balik memaki-maki Erza.[detik]

Facebook is also a place selling alcohol

Criminal cases through the Internet increasingly widespread and growing into a variety of illegal business, including buying and selling alcohol. If the Indonesian case is trafficking, fraud, defamation, and kidnapping, in the UK Facebook is misused as a means of buying and selling drinks. Richard Wright (28) from Carlton in Nottinghamshire, England, falsifying his identity became Booze Monkeys on social networking sites since 2008. Local police found that he was selling alcohol to minors by perpetrators internet.Identitas printed on his Facebook account. This makes it easy to reach the target market at any time. Mode is the teenage son to order alcohol through Facebook and delivered direct perpetrators. Even in writing, 'The beer will be delivered directly to your home every Friday and Saturday starting at 23:00 until 04.00. The good news, the offender was captured February 13 and with the help of 15-year old teenager who pretended to order a bottle of vodka and two crates subjected bir. Prosecution for selling alcohol to children under 18 years old and doing business without a license. Legal sanctions should be lived is to do work without pay for 100 hours and pay the fine of 85 pounds. Facebook own party had to cancel my actors from her site. Facebook spokeswoman said the site is relying on users to control who may enter in his account or not. Account the user should report if they find anything suspicious. Facebook also regularly works with law enforcement agencies to combat Internet crimes such this. If the network has collaborated with the police, it was the control of the family, especially parents, also had a role to fight crime on the internet.

Foto Mesum di Facebook

Polisi: Belum Ada Laporan dari Bupati dan Wabup Pekalongan
Wakil Bupati Pekalongan, Wahyudi Pontjo Nugroho, geram dan mengancam akan memroses hukum pelaku penyebaran foto mesumnya di facebook. Namun anehnya, polisi mengaku belum menerima laporan dari Pontjo mengenai kasus tersebut.

"Belum ada laporan dari korban (Pontjo)," kata Kapolres Pekalongan, AKBP Edi Murbowo, saat ditemui di kantornya, Jumat (18/2/2010).

Edi berharap Pontjo segera melapor ke polisi. Dengan demikian, kasus penyebaran foto mesum tersebut bisa segera diusut.

"Hingga saat ini kita belum bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut. Jika korban sudah melapor kita akan melakukan penyelidikan kasus ini," tegas Edi.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah akun facebook dengan nama Qomariyah Ponco menggegerkan warga Pekalongan. Sebab di akun tersebut, terpampang puluhan foto mesum Bupati dan Wabup mereka, yakni pasangan Siti Qomariyah dan Wahyudi Pontjo Nugroho.[detik]

Penyalahgunaan Facebook

Mendiknas: Tak Usah Facebook, HP Juga Bisa Disalahgunakan
Penyalahgunaan Facebook, termasuk oleh para siswa yang marak akhir-akhir ini, merupakan salah satu dampak negatif dalam perkembangan teknologi. Oleh karena itu, yang terpenting adalah adanya upaya penguatan kepribadian masing-masing pengguna untuk mencegah dampak buruk tersebut.

"Intinya kan dalam setiap perkembangan teknologi itu harus ada penguatan akan adanya bahaya dari hadirnya teknologi-teknologi itu. Tidak usah Facebook saja, HP juga bisa disalahgunakan. Kembali lagi pada penguatan kepribadiannya," ujar Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh.

Hal itu dikatakan Mendiknas menjawab pertanyaan wartawan di kantornya, Jl Sudirman, Jakpus, Jumat (19/2/2010). Nuh dimintai komentarnya mengenai maraknya penyalahgunaan Facebook oleh para siswa.

Mengenai kasus dikeluarkannya siswa di salah satu sekolah di Riau karena menghina gurunya via Facebook, Mendiknas membantah sekolah telah mengeluarkan siswa tersebut.

"Nggak-nggak, mereka tidak dikeluarkan. Mereka yang mengundurkan diri dan pindah ke sekolah tertentu," jelas Mendiknas.

Untuk kasus-kasus seperti itu, Mendiknas menyerahkannya ke kepala dinas pendidikan di masing-masing wilayah. "Karena itu urusannya di kepala dinas masing-masing," ujarnya.[detik]

Cegah Cyber Crime, Polri Gandeng Facebook dkk

Maraknya kasus pembobolan ATM menggunakan teknologi informasi membuat Polri berbenah. Perusahaan penyedia jasa teknologi informasi pun digandeng untuk mencegah kasus cyber crime.

"Kesiapan Polri dalam rangka mengantisipasi maraknya aneka kejahatan cyber crime antara lain dengan kerjasama degan perusahaan information technology, seperti Microsoft, Google, Facebook dan Yahoo," ujar Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri.

Hal ini disampaikan Kapolri dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (23/2/2010).

Polri juga menjalin kerjasama dengan institusi pemerintahan terkait. "Membangun kerjasama sinergis dengan pihak terkait seperti Depkominfo, provider pengusaha warnet dan akademisi," jelas jenderal bintang empat tersebut.

Polri juga membagun kerjasama dengan instiusi kepolisian diluar negeri serta memanfaatkan jalur yang bisa mengembalikan buronan polri yang berada di luar negeri.

"Memanfaatkan ekstradisi dan mutual legal assistance terkait dengan pelaku dan asetnya di luar negeri," tandas pria kelahiran Bogor tersebut.[detik]

Pembajakan Akun Facebook

Penipuan Korban di Kemayoran Kasus Pertama dalam Bahasa Indonesia
Seorang warga Kemayoran, Jakarta Pusat, bernama Indra mengalami penipuan lewat Facebook dengan modus baru. Seseorang membajak akun Facebook milik temannya dan meminta uang pada teman-teman di akun Facebook tersebut.

Kasus penipuan yang dialami oleh Indra ini bukan merupakan kasus baru, tapi kasus yang menimpanya adalah kasus pertama yang terjadi dengan bahasa Indonesia.

"Saya tahu beberapa kasus dengan bahasa Inggris, ini yang pertama kali dengan bahasa Indonesia," ujar analis antivirus dan keamanan komputer dari PT Vaksincom, Alfons Tanujaya, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (9/3/2010).

Alfons menjelaskan, kasus penipuan seperti ini telah terjadi beberapa kali. Namun sebagian besar percakapan antara si pelaku dengan korban menggunakan bahasa Inggris.

"Biasanya ada temannya di Inggris yang meminta bantuan dana, dan minta ditransfer sejumlah uang melalu Western Union," tuturnya.

Tapi belakangan diketahui bahwa akun Facebook tersebut telah dibajak oleh orang tak bertanggung jawab. Dikatakan dia, untuk kasus dengan bahasa Inggris sudah banyak orang Indonesia yang menjadi korban

Untuk kasus yang menimpa Indra, pelaku meminta Indra mengirimkan uang Rp 700 ribu lewat rekening BCA 1571306765 atas nama Anry Priatna. Pelaku diduga menghack akun Facebook milik YU, rekan Indra di Rusia.

Alfons menuturkan, kasus penipuan melalui dunia maya seperti ini seringkali terjadi dan tidak hanya melulu dengan motif finansial. "Kasus lainnya orang berpura-pura sebagai orang yang baik, kemudian kenalan di Facebook lalu dibawa kabur. Kemudian juga ada kasus child pornography, mengaku teman sebaya padahal berniat jahat," paparnya.

Untuk menghindari hal-hal seperti ini, Alfons berpesan kepada semua pengguna internet untuk lebih teliti dan jeli dalam melakukan pertemanan di dunia maya. Kita perlu mengetahui bahwa tidak menjamin bahwa teman kita menggunakan identitas yang 100 persen benar.

"Bisa saja mengklaim laki-laki atau perempuan, tua atau muda, padahal kenyataannya berbeda. Banyak orang yang tidak bisa membedakan dunia digital dan dunia nyata," ucapnya.[detik]

15 Ribu Facebooker Penasaran terhadap Selly

Image and video hosting by TinyPic

Grup Facebook korban penipu Selly Yustiawati alias Rasellya Rahman Taher, terus kebanjiran anggota baru. Sudah lebih dari 15 ribu facebooker bergabung di sini.

Banyak yang menyangka mereka semua adalah korban Selly, padahal sebenarnya bukan. Grup ini memang dibuat dan didukung oleh sejumlah korban Selly. Namun mayoritas adalah facebooker yang penasaran dengan perempuan yang sudah menipu di banyak tempat dan perusahaan ini.

Saat detikcom berkunjung Senin (22/2/2010) pagi, sudah ada 15.193 fans. Padahal, pada Kamis (18/2/2010) hanya ada 468 fans, alias sudah meningkat 30 kali lipat.

Di dalam grup ini aktivitasnya sangat aktif. Beberapa korban berbagi pengalamannya, sementara mereka yang penasaran ingin mengetahui modusnya dan menebak-nebak ada di mana perempuan yang selalu mengaku wartawan Kompas itu.

"Agan-agan yang terhormat mungkin mau bantu kami para korban buat sebarin berita ini lewat media maya atau yang lainnya," kata pembuat grup ini kepada detikcom.[detik]

Anak "Curhat" ke Facebook, Ortu Harus Introspeksi!

Image and video hosting by TinyPic

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, kecenderungan anak-anak remaja mencari perhatian di situs jejaring sosial Facebook disebabkan karena tidak mendapatkannya dari orangtua.

"Ada beberapa pengaduan yang masuk ke Komnas yang menunjukkan adanya kecenderungan anak-anak bermain Facebook karena kurang perhatian orangtua," kata pria yang akrab disapa Kak Seto ini di Jakarta, Jumat (19/2/2010).

Untuk itu, lanjut Seto, para orangtua harus melakukan introspeksi dalam menghadapi fenomena Facebook, di antaranya dengan membangun komunikasi yang efektif dengan anak-anak. "Dalam dua bulan terakhir, Komnas mendapat pengaduan dari remaja yang merasa tidak dimengerti oleh orangtuanya," katanya.

Karena itu, Seto berharap, para orangtua bisa menjadi pendengar yang baik sehingga anak-anak tidak perlu lagi curhat ke situs jejaring sosial. "Orangtua juga harus melakukan pengawasan, bukan secara otoriter, melainkan secara bersahabat saat anak-anak mereka mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial," katanya.

Ia menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir pihaknya menerima setidaknya 100 laporan pengaduan tentang dampak dari penggunaan Facebook. Menurutnya, laporan tersebut berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Solo.

Penggunaan situs jejaring sosial tersebut, katanya, ibarat uang logam yang memiliki dua sisi. Di satu sisi bisa berdampak positif, tetapi di sisi lainnya negatif, tergantung yang digunakan si anak.

"Karena itu, peranan orangtua sangat besar untuk membimbing anak-anaknya dalam memanfaatkan situs jejaring sosial," katanya.[kompas]

Akun Facebook Tara Di-Hacker

Image and video hosting by  TinyPic

Akun jejaring sosial Facebbok milik Tara Pradipta Laksmi (19), korban dugaan pelecehan seksual oleh guru spiritualnya, Anand Krishna (54), telah diserang hacker dua hari setelah Tara melapor ke Polda Metro Jaya.

"Facebook saya di-hack. Status diubah dan foto saya diganti dengan foto yang terkesan genit," ujar Tara saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/2).

Sekarang di Facebook muncul foto Tara bersama temannya seusai latihan teater di Goethe Institute beberapa waktu lalu. "Itu (foto tampak genit) riasan teater," kata Tara.

Padahal, foto Tara yang dipajang di Facebook sebelumnya adalah saat berkumpul dengan teman-temannya di sela latihan teater. Dia mengaku baru tahu perubahan foto di akun Facebook-nya Selasa (16/2) malam setelah ditelepon temannya. "Kok foto di Facebook bukan kamu banget," kata Tara menirukan temannya.

Tara kemudian meminta kepada Bony Faisal, seorang pemimpin perusahaan teknologi informasi (TI). Bony membenarkan akun Facebook Tara memang diserang hacker. Tara sudah tidak bisa lagi melakukan login dan membukanya, dan bahkan akun Yahoo Tara juga sudah diacak-acak oleh hacker. "Untungnya, ada beberapa bukti yang sudah diamankan dari komputer," ucap Bony.

Sebagai pelapor sekaligus saksi korban atas dugaan pelecehan seksual oleh Anand Krishna, Kamis (18/2) ini Tara akan diperiksa penyidik Polda Metro Jaya. "Pemeriksaannya dilakukan pukul 09.00 dan Tara siap hadir untuk memberikan keterangan," ujar pengacaranya, Agung Mattauch, yang dihubungi via telepon semalam.

Menurut Agung, dari sembilan korban pelecehan seksual yang dilakukan Anand, baru Tara yang melapor.

Secara teknis, kata dia, satu pelapor dirasa cukup dulu. "Yang terpenting dari satu pelapor ini polisi bisa mendapatkan bukti-bukti kuat yang bisa menjerat Anand sebagai tersangka. Tentu laporan dari korban-korban lainnya bisa menjadi pertimbangan untuk menahan Anand," ujarnya.

Agung sangat berharap semua lembaga dan instansi yang berkaitan dengan masalah perempuan ikut mengecam kasus pelecehan tersebut. "Saya senang membaca Warta Kota (16/2) bahwa Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar turut menyikapi masalah yang dialami Tara. Saya berharap DPR bisa turut bersuara, mendesak agar polisi serius menangani kasus ini, apalagi pelakunya tokoh spiritual," katanya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar mengatakan, proses penyelidikan kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan Anand dilakukan bertahap. Penyidik akan memeriksa pelapor, memeriksa para saksi—termasuk saksi ahli, lalu memeriksa barang bukti, dan terakhir melakukan pemanggilan terhadap Anand sebagai terlapor.

Posko korban

Sementara itu, para korban dugaan pelecehan seksual oleh Anand membuka posko pengaduan untuk mengumpulkan dan menampung informasi para korban lain. Hal ini dilakukan untuk menunjang kerja polisi dalam mengumpulkan saksi-saksi. "Posko ini intinya menunjang kerja penyidik dengan menghadirkan saksi-saksi. Kalau korban lebih banyak akan menjadi pertimbangan tersendiri," ujar Agung.

Posko itu diberi nama Posko Pengaduan Anand Khrisna yang berkantor di Apartemen Taman Rasuna, Tower 2 lantai 7, Suite 0207 F,

di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. "Posko sudah didirikan sejak Selasa (16/2). Selain di Jakarta, posko juga didirikan di Yogyakarta mulai Rabu (17/2) ini," ujar Agung kepada Warta Kota, Rabu.

Dikatakan Agung, sejumlah orang yang mengaku korban Anand telah menghubungi dirinya dan menceritakan pengalaman pelecehan seksual yang

dialaminya. Namun, mereka belum berani memberikan data identitas karena menunggu moment yang tepat.

Agung mengaku bahwa dia bersama stafnya kerap mendapat ancaman melalui SMS yang isinya menuduh mengada-ada dan ingin terkenal

karena memublikasikan kasus yang dialami Tara dan Sumidah. Bahkan, ada SMS yang memberitahukan mobil milik salah seorang korban pelecehan Anand telah dimasuki ulat. Tetapi ketika diperiksa ternyata ancaman itu hanya isapan jempol.

Siapa pun yang menjadi korban Anand bisa langsung mendatangi posko atau menghubungi nomor telepon posko di (021) 23983233 dan

081398985454. Posko itu buka 24 jam. Agung dan stafnya siap menampung pengaduan.

Sedangkan kuasa hukum Anand, Darwin Nasution, Rabu, ketika ditanya apakah akan melaporkan balik Tara, mengaku belum mengarah ke sana.

Darwin menjelaskan, Tara mempunyai hak membuat laporan ke polisi. Namun dalam membuat laporan, pelapor harus mempunyai dasar yang kuat. "Tuduhan itu tidak sesuai dengan pasal 290 KUHP. Kalau tidak ada dasarnya, seyogianya dia tahu akibatnya," ujarnya.[wartakota]

Awas, Facebook Ubah Gaya Bahasa Anak

Image and video hosting by TinyPic

Penggunaan situs jejaring sosial Facebook oleh anak bisa berdampak buruk terhadap perubahan gaya berbahasa anak.

Sepanjang 2009, Komnas Perlindungan Anak (PA) mencatat, dari 100 laporan pengaduan dampak Facebook, 60 kasus berkaitan dengan penggunaan bahasa yang tidak baik oleh anak.

Hal tersebut disampaikan Sekjen Komnas PA, Arist Merdeka Sirait saat dihubungi, Rabu (17/2). Menurut Arist, sebagian besar laporan dampak Facebook berkisar pada masalah penghinaan oleh anak, penggunaan kata-kata kotor, fitnah, dan pelecehan melalui bahasa yang menyerang psikis seseorang.

"Satu tahun terakhir kita catat, ada yang menghina guru, chatting dengan bahasa yang tidak tepat, terakhir ada empat anak yang dipecat (diskors) karena menghina gurunya lewat Facebook," ujar Arist.

Dengan bahasa tulis di layanan online, komunikasi antarapengguna memang lebih bebas dan leluasa. Bahkan pengguna seringkali menggunakan identitas samaran sehingga merasa lebih bebas untuk mengungkapkan diri termasuk mengeluarkan kata-kata kotor tersebut.

Padahal, dunia online saat ini merupakan cermin kehidupan nyata karena situs jejeraing sosial pada dasarnya alat pertemanan yang tetap menghubungkan kawan-kawan di dunia nyata.

Arist juga mengatakan, selain penggunaan bahasa yang kurang baik, Facebook juga berisiko disalhgunakan untuk tindakan perkosaan, penculikan, dan penjualan anak untuk transaksi seksual. "Tahun 2010 muncul itu, 40 kasus terkait penjualan untuk transaksi seksual dan penculikan," katanya.

Sebagian besar korban Facebook, lanjut Arist, adalah anak-anak usia belasan tahun, sekitar kelas III SLTP hingga kelas I SLTA.[kompas]

Rokok Sebabkan Anak Bermasalah Dalam Perilaku

Image and video hosting by TinyPic
Berhenti lah merokok saat Anda hamil, jika tidak ingin si jabang bayi memiliki masalah perilaku. Hasil penelitian di Inggris dan Amerika Serikat menunjukan hal itu.

Seperti termuat di Journal of Epidemiology and Community Health, para peneliti dari University of York, University of Hull, dan University of Illinois itu mengatakan, masalah perilaku itu sudah terlihat saat si anak berusia tiga tahun.

Menurut para ahli itu, racun dalam rokok merusak perkembangan otak janin. "Bertambah lagi alasan agar perempuan berhenti merokok saat sedang mengandung. Lebih baik lagi sebelum mereka hamil," kata Professor Alan Maryon-Davis, president of Faculty of Public Health.

Kesimpulan para peneliti itu tentu saja tak diambil dari sekadar bincang-bincang. Mereka melakukan survei terhadap 14.000 pasangan ibu dan anak, yang mengambil bagian dalam Millennium Cohort Study.

Untuk di Inggris, obyek studi adalah anak-anak yang lahir pada rentang waktu tahun 2000 sampai 2001.

Setelah itu para ibu dibagi menjadi dua kategori, yakni perokok ringan dan perokok berat, tergantung dari jumlah batang rokok yang dihisap para perempuan itu kala hamil.

Selanjutnya para perempuan itu disuruh mengisi kuesioner, berdasarkan penilaian mereka terhadap perilaku sang anak. Kuesioner itu berjudul Kekuatan dan Masalah (Strengths & Difficulties) untuk menentukan masalah perilaku si anak, hiperaktif atau attention deficit disorder (ADD).

Para peneliti itu juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil, yakni usia ibu saat bayi lahir, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi, kestabilan keluarga, dan problem orangtua.

Setelah semuanya dianalisa hasil yang diperoleh, ibu yang tergolong perokok ringan mempunyai kecenderungan mempunyai anak laki-laki dengan masalah perilaku sebesar 44 persen. Sementara ibu yang tergolong perokok berat kecenderungannya bertambah menjadi 80 persen.

Kedua golongan cenderung mempunyai anak laki-laki yang hiperaktif atau mengalami ADD. Sementara untuk anak perempuan, pada usia 3 tahun juga ditemukan masalah perilaku meski pun bukan hiperaktif atau ADD.

Profesor Kate Picket yang memimpin penelitian ini mengatakan, hasil penelitiannya serupa dengan penelitian sejenis, namun untuk anak usia yang lebih tua.

"Merokok saat masa kehamilan tampaknya berpengaruh langsung pada perkembangan janin, yakni pembentukan struktur dan fungsi otak, seperti ditunjukan pada percobaan menggunakan tikus," katanya.

Atau ini menjadi pertanda proses penularan antar generasi, yang terkait dengan merokok selama masa kehamilan dan problem perilaku pada anak-anak, imbuh Picket.

Sementara Maryon-Davis menambahkan, di dalam asap rokok ada 4.000 zat racun yang akan menembus tubuh ibu sampai ke otak janin, dan ada kemungkinan akan berpengarug pada kerja kimia otak.[wartakota]

Facebook Di Mata Pelajar

Image and video hosting by TinyPic
Maraknya pelajar menggunakan facebook sebagai ajang pertemanan ternyata memliki dampak negatif dari perilaku si pengguna facebook ini. Kejadian anak hilang yang di selidiki oleh kepolisian akhirnya terungkap . Setelah di telusuri kejadian ini di latar belakangi pertemanan lewat facebook. Lewat pendekatan di facebook ini pelajar lebih berani dalam mengekspresikan diri kepada teman lawan jenisnya. Bagaimana tidak mungkin, situs ini di fasilitasi dengan berbagai aplikasi yang mendukung guna kenyamanan penggunanya termasuk pelajar. Aplikasi demi aplikasi terus di perbarui oleh facebook dan dibuat sedemikian menarik mungkin. Apa daya si pelajar ini kesengsem mati-matian untuk on line setiap hari demi melihat facebook.

Kronologis setiap kejadian pelajar akhir-akhir ini memang tidak jauh dari facebook. Siapa yang tidak kenal facebook, semua mengenalnya walau hanya mendengar namanya saja. Terakhir saya lihat diberita adanya penghinaan dari pelajar kepada seorang guru lewat facebook lagi. Apa mau dikata, facebook sudah merambah seantero nusantara ini. Yang bisa kita lakukan hanya mengawasi anak cucu kita dari facebook ini. Melarangnya tidak cukup bagi mereka(read;pelajar). Internet sudah bisa diakses di mana-mana. Yang mungkin kita bisa lakukan untuk pelajar bagi orang tua yaitu memberikan uang jajan secukupnya, dengan asumsi cukup uang untuk makan dan transport. Dari situ kita mulai tegas, dan memberikan keterangan di berita banyaknya korban anak hilang khususnya anak perempuan lewat facebook. Ketegasan kita setidaknya memberikan pola pikir mereka untuk lebih mawas diri dalam pertemanan lewat facebook. Bagi orang tua yang suka juga dengan facebook itu lebih bagus. Dengan memliki facebook, kita sebagai orang tua juga ikut memantau perkembangan mereka baik dari pertemanannya dengan siapa, apa yang mereka sukai di facebook, dan group apa saja yang mereka ikuti di facebook dan masih banyak yang bisa kita telusuri di facebook untuk memantau mereka.

Hati-hati mereka bisa juga memiliki lebih dari satu account facebook. Rata-rata pelajar yang memiliki account lebih dari satu facebook ini memiliki hobi yang variatif atau bermacam-macam. Namun jangan salah, hobi apakah yang mereka sukai dengan memliki lebih dari satu account ini. Bisa jadi mereka memiliki salah satu misalnya hobi bisnis, dengan account ini mereka dapat berbagi info menarik mulai dari penjualan barang atau produk mereka atau dikenal produk on line. Kita perlu berpikir positif juga dengan mereka. Namun kita juga tidak boleh lengah terhadap mereka. Terkadang ada saja yang berani membuat account facebook untuk kesenangan libido mereka. Dengan membuat account dengan berbau pornografi. Dengan fasilitas yang mendukung pertemanan ini mereka dapat melakukan segala ekspresinya lewat facebook untuk memuaskan nafsu. Hati-hati dengan hal tersebut. Memang kita sebagai orang tua belum dapat berbuat apa-apa dengan maraknya internet yang bisa di akses di mana-mana.

Akhir paragraf, saya menghimbau lewat blog saya ini agar setiap orang tua dapat mengenal anaknya yang masih pelajar khususnya untuk diberikan arahan mengenai facebook dan sering memantau perkembangan mereka lewat facebook. Dan jangan sungkan tegas kepada mereka perihal kejadian anak hilang lewat ajang pertemanan facebook. Lebih baik tegas dari sekarang dari pada hilang anak di telan facebook oleh orang tak dikenal(khususperempuan). Bagi anak pria, juga jangan sungkan berikan arahan kepada mereka dengan saran menggunakan facebook sebagai alat untuk menghasilkan uang dari rumah. Semua tergantung kepintaran si anak lagi bagaimana mereka mengolah facebook untuk menghasilkan uang tadi. Semakin mereka didukung untuk berbuat baik semakin giat mereka untuk menjadi ahli dibidangnya. Dan ujung-ujungnya kita juga sebagai orang tua yang bangga dikemudian hari.[dwo]





Hina Guru di Facebook

Cegah Hal Negatif, Perkenalkan Teknologi di Sekolah

Image and video hosting by TinyPic

Empat siswa SMU 4 Tanjungpinang dipecat dari sekolahnya lantaran menghina gurunya melalui situs jejaring sosial. Untuk mencegah terjadinya hal negatif seperti itu, seharusnya guru memperkenalkan teknologi di sekolahnya masing-masing.

"Teknologi secara global sudah hadir di tengah-tengah kehidupan. Perkenalkan ke mereka, mana yang baik dan mana yang buruk dari teknologi tersebut. Sekolah sebagai institusi harusnya terima teknologi itu. Harus diperkenalkan ke murid-muridnya," kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait daat berbincang dengan detikcom, Senin (15/2/2010).

Hal itu menurutnya akan lebih efektif ketimbang mencegah para murid untuk mengakses internet. "Bukan persoalan facebooknya yang salah," tegasnya.

Di sisi lain, Arist memandang tindakan keempat siswa itu wajar. Karena, menurutnya, keempat siswa itu tidak mengetahui akan dampak buruk akibat ucapan mereka itu.

"Mereka mana tahu Undang-Undang ITE dan segala macam. Karena dunia remaja itu dunia menghayal," jelasnya.

Peran serta guru dalam menerima perkembangan teknologi ini sangat diperlukan. Hal itu dilakukan agar bisa memberikan bimbingan terhadap para murid dalam mengakses internet.

"Nah kita ini selalu telat terima apa yang hadir di masyarakat, akhirnya panik. Ini bagaimana fungsi sekolah?" imbuhnya.

Empat siswa SMU Negeri 4 Tanjungpinang, ibukota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikeluarkan bersamaan karena dianggap menghina guru lewat facebook. Keempat siswa itu adalah Al, Ya, Ha dan siswi berinisial Am. Keempat siswa ini kesal atas tugas rumah yang diberikan seorang guru wanita bidang keterampilan karena terlalu berat.

Wakil Kepala Sekolah SMU 4 Tanjungpinang, Yose Rizal, menganggap tindakan dikeluarkannya 4 murid mereka sudah hal yang wajar. Itu dilakukan untuk menimbulkan efek jera. Pihak sekolah juga tidak mau disalahkan sepenuhnya atas dikeluarkannya murid yang menghina gurunya di facebook tersebut.[detik]