Pembajakan Akun Facebook

Penipuan Korban di Kemayoran Kasus Pertama dalam Bahasa Indonesia
Seorang warga Kemayoran, Jakarta Pusat, bernama Indra mengalami penipuan lewat Facebook dengan modus baru. Seseorang membajak akun Facebook milik temannya dan meminta uang pada teman-teman di akun Facebook tersebut.

Kasus penipuan yang dialami oleh Indra ini bukan merupakan kasus baru, tapi kasus yang menimpanya adalah kasus pertama yang terjadi dengan bahasa Indonesia.

"Saya tahu beberapa kasus dengan bahasa Inggris, ini yang pertama kali dengan bahasa Indonesia," ujar analis antivirus dan keamanan komputer dari PT Vaksincom, Alfons Tanujaya, dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (9/3/2010).

Alfons menjelaskan, kasus penipuan seperti ini telah terjadi beberapa kali. Namun sebagian besar percakapan antara si pelaku dengan korban menggunakan bahasa Inggris.

"Biasanya ada temannya di Inggris yang meminta bantuan dana, dan minta ditransfer sejumlah uang melalu Western Union," tuturnya.

Tapi belakangan diketahui bahwa akun Facebook tersebut telah dibajak oleh orang tak bertanggung jawab. Dikatakan dia, untuk kasus dengan bahasa Inggris sudah banyak orang Indonesia yang menjadi korban

Untuk kasus yang menimpa Indra, pelaku meminta Indra mengirimkan uang Rp 700 ribu lewat rekening BCA 1571306765 atas nama Anry Priatna. Pelaku diduga menghack akun Facebook milik YU, rekan Indra di Rusia.

Alfons menuturkan, kasus penipuan melalui dunia maya seperti ini seringkali terjadi dan tidak hanya melulu dengan motif finansial. "Kasus lainnya orang berpura-pura sebagai orang yang baik, kemudian kenalan di Facebook lalu dibawa kabur. Kemudian juga ada kasus child pornography, mengaku teman sebaya padahal berniat jahat," paparnya.

Untuk menghindari hal-hal seperti ini, Alfons berpesan kepada semua pengguna internet untuk lebih teliti dan jeli dalam melakukan pertemanan di dunia maya. Kita perlu mengetahui bahwa tidak menjamin bahwa teman kita menggunakan identitas yang 100 persen benar.

"Bisa saja mengklaim laki-laki atau perempuan, tua atau muda, padahal kenyataannya berbeda. Banyak orang yang tidak bisa membedakan dunia digital dan dunia nyata," ucapnya.[detik]

No comments:

Post a Comment