Showing posts with label Anak dan Orang Tua. Show all posts
Showing posts with label Anak dan Orang Tua. Show all posts

Hidup dari Satu Gaji, Bagaimana Triknya?

Anda memutuskan untuk berhenti bekerja, karena ingin berkonsentrasi mengasuh anak. Anda tak ingin kehilangan momen ketika anak melakukan pencapaian-pencapaiannya, dari satu langkah ke langkah yang lain. Sebuah keputusan yang mulia, yang tidak semua perempuan berani melakukannya.
Masalahnya sekarang, berhenti bekerja berarti sekarang keluarga kecil Anda mengandalkan satu penghasilan saja, yaitu penghasilan suami. Kenyataan ini memaksa Anda dan suami untuk bertanya jujur pada diri sendiri: sanggupkah Anda mengurangi pengeluaran, dan menurunkan gaya hidup Anda selama ini?

Bagi Anda yang telah memiliki usaha sampingan, atau suami yang penghasilannya lebih dari cukup, tentu tak masalah. Bagaimana dengan keluarga yang masih mengandalkan gaji karyawan?
Tentu Anda bisa menjalani kehidupan baru ini, selama Anda melakukan perencanaan, dan kesediaan untuk membuat pilihan-pilihan.

1. Bicarakan dengan suami
Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, tentu Anda harus membicarakannya dulu dengan suami. Rasa memiliki penghasilan bisa menjadi konflik khusus pada keluarga yang mengandalkan satu sumber penghasilan. Suami atau istri yang memiliki uang tersebut akan merasa lebih berhak membelanjakannya.
"Pastikan untuk menyampaikan semua aspek dari keputusan ini, supaya terjadi kesepakatan yang nyaman dan menguntungkan semua pihak," kata Judy Lawrence, konsultan keuangan di Albuquerque, NM, a yang juga penulis buku The Budget Kit: The Common Cents Money Management Workbook.

2. Petakan kebutuhan Anda dengan cermat
Jangan membuat keputusan apapun sebelum menyusun budget secara detail untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Menurut Lawrence, begitu pasangan suami-istri menyadari kewajiban mereka, mereka bisa melihat daftar kebutuhan yang ada, dan menentukan apa yang harus dikurangi. Misalnya, berlangganan dua majalah sebulan, atau menggunting semua kartu kredit Anda untuk menghindari keinginan berbelanja.

Saat menyusun budget untuk kehidupan sehari-hari, Anda juga perlu memasukkan pengeluaran ekstra untuk asuransi atau pengeluaran mendadak, demikian saran Ben Gilbert, perencana keuangan untuk Silver Oak Advisory Group di Portland, Ore. Buat prioritas mengenai kebutuhan mana yang harus diutamakan, lalu evaluasi kembali pengeluaran tetap seperti tagihan telepon, tagihan internet atau TV berbayar.

3. Kurangi pengeluaran rutin yang besar
Hanya mengurangi kebiasaan Anda membeli kopi di gerai kopi premium, tidak akan mampu menebus hilangnya satu sumber penghasilan. Memotong pengeluaran Anda untuk perawatan rumah, mobil, atau kebutuhan bulanan lain, akan lebih menyisakan ruang di dalam budget Anda. Tidak mudah memang, karena itu Anda harus cermat melihat pengeluaran apa yang bisa dikurangi.
Mencuci mobil, misalnya, tak perlu lagi membawanya ke tempat snow wash. Suami bisa mencucinya sendiri di rumah. Untuk mengurangi ongkos bensin, Anda bisa menggunakan alat transportasi yang lebih hemat seperti kereta api atau bus Transjakarta. Anda juga bisa memanfaatkan apa yang ada untuk menambah penghasilan. Bila ada kamar kosong di rumah, misalnya, Anda bisa menyewakannya untuk kos.

4. Selamat tinggal gaya hidup
Ketika Anda dan suami sama-sama bekerja, bukankah Anda menjalankan gaya hidup berdasarkan dua penghasilan? Apalagi masing-masing dari Anda memiliki teman-teman, dan masing-masing punya kebutuhan untuk bersosialisasi. Tentu, ada pengeluaran ekstra untuk itu. Saat Anda mengundurkan diri dari perusahaan, jangan berharap untuk memiliki semua kemewahan tersebut, saran Gilbert. Kecuali, tentunya, gaji suami mampu mengakomodasi semua kebutuhan tersebut.

"Anda bisa membicarakan hal ini dengan teman-teman Anda, dan mengatakan bahwa sekarang Anda tidak bisa sering-sering makan di restoran atau melakukan kegiatan bersama, karena memilih untuk hidup lebih hemat," katanya.

5. Jangan mengurangi terlalu banyak
Anda memang harus berhemat, tetapi jangan terjebak menghilangkan tabungan jangka panjang. Menurut Gilbert, tabungan pensiun itu tidak langsung terlihat, sehingga banyak pasangan yang terdorong untuk memotongnya.

Hal yang sama berlaku untuk kebutuhan lainnya. Anda mungkin bertekad untuk memasak sendiri dengan hidangan utama dari sayur-sayuran. Bila hal ini bukan sesuatu yang Anda sukai, lama-kelamaan Anda akan bosan dan memutuskan untuk jajan di luar lagi. Penuhi kebutuhan Anda secukupnya. Sebaliknya, bila makan di luar itu menjadi cara untuk memperluas jejaring, tak ada salahnya Anda memotong pengeluaran yang lain lebih dulu.

6. Memperbaiki cara menabung
Meskipun Anda sudah memutuskan untuk berhenti bekerja, tidak berarti Anda tidak boleh mencari penghasilan dengan cara lain. Bahkan bila Anda bisa membuka usaha kecil-kecilan, Anda bisa menggunakan penghasilan dari usaha tersebut untuk ditabung, investasi, dijadikan modal usaha, dan lain sebagainya.

"Banyak orang yang menggunakan satu penghasilan untuk berbagai kewajiban, seperti cicilan rumah, transportasi, atau makan sehari-hari," kata Lois Backon, Senior Vice President Families and Work Institute. Kemudian, mereka menggunakan penghasilan yang lain untuk hal-hal lain.

7. Lakukan uji coba
Anda bisa melakukan latihan untuk mengelola kebutuhan sehari-hari hanya dari satu penghasilan. Lakukan hal ini sebelum Anda memutuskan untuk resign, untuk melihat bagaimana Anda dan suami mampu berhemat.

Gilbert menyarankan untuk mengatur transfer otomatis dari bank untuk menarik dana dalam jumlah tertentu, sehingga sebagian penghasilan Anda akan berkurang selama beberapa bulan. Kemudian, sisihkan juga sebagian uang untuk tujuan lain seperti menabung atau berlibur.

"Sekarang ini, untuk memanjakan diri secara instan, ditambah lagi ada dorongan dari media untuk hidup konsumtif, kemampuan untuk menabung dan menyesuaikan gaya hidup (yang lebih sederhana) menjadi sangat berarti daripada yang Anda sadari," kata Lawrence.[kompas]

Tips Menyiapkan Anak ke Sekolah

Rutinitas pagi hari saat menyiapkan anak berangkat ke sekolah sering menciptakan chaos di rumah. Misalnya, si kecil bangun kesiangan dan cerewet dengan menu sarapannya. Atau, ia lupa ternyata ada PR dari gurunya, atau mendadak mogok karena tak mau memakai pakaian yang Anda pilihkan. Padahal, Anda sendiri juga harus bersiap menuju ke kantor.

Bila kekacauan seperti ini terus berulang setiap hari, sudah waktunya bagi Anda untuk melakukan pengaturan ulang rutinitas pagi hari. Ada baiknya Anda menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan keperluan sekolah sejak malam sebelumnya.

Disiplin pada pengaturan waktu
Ajak anak tidur 15 menit lebih awal malam sebelumnya dan bangunkan mereka lebih awal 15 menit. Waktu yang tersisa ini bisa Anda gunakan untuk menyiapkan makanan dan menemani mereka makan. Selain itu, juga mengingat kembali daftar barang-barang yang harus dibawa. Lakukan rutinitas ini setiap hari supaya anak tahu kapan harus tidur, bangun, mandi, sarapan, dan berangkat ke sekolah. Pengaturan waktu ini tak hanya bermanfaat untuk anak, tetapi juga Anda sendiri.

Siapkan perlengkapan sekolahnya
Setiap malam, cek apa isi tas sekolah anak dan bersihkan dari kertas-kertas atau hal-hal lain yang tak perlu. Tanyakan kepada anak, tugas apa yang diberikan gurunya untuk sekolah besok. Misalnya, pensil mewarnai, PR, atau ulangan. Temani anak mengerjakan tugasnya supaya perhatiannya tidak beralih ke hal-hal lain. Bila ia sudah belajar membaca puisi, atau menyiapkan ulangannya, berikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes hafalannya.

Pada pagi harinya, sambil menemani anak makan, ulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajarannya.

Menu bekalnya
Sudah bukan hal yang perlu diperdebatkan lagi bahwa anak bisa jadi sangat pemilih dalam hal menu makan. Anda bisa menanyakan langsung kepada anak, apa yang ingin dibawanya untuk bekal ke sekolah. Berikan ide-ide baru supaya menu makannya lebih bervariasi. Bila perlu, buat daftar bekal makanan selama seminggu supaya Anda tidak perlu mengingat-ingat apa yang bisa diberikan untuk anak. Buah-buahan potong, jelly, yoghurt, atau susu dalam kemasan botol plastik juga bisa jadi tambahan.

Pakaian yang dipakai
Bila ada hari-hari tertentu di mana anak boleh memakai pakaian bebas untuk ke sekolah, ajak anak untuk memilih pakaian yang ingin dipakainya malam sebelumnya. Hal ini akan sangat menghemat waktu Anda pada pagi dan menghindari keluhan anak karena tidak ingin memakai kemeja bergambar Ben 10 atau ingin rambutnya dikuncir.

"Check list"
Sambil menunggu anak mandi, Anda bisa mengecek kembali daftar barang yang harus dikenakan atau dibawa oleh anak. Misalnya, tas dan buku sekolahnya, pakaian, sepatu dan kaus kakinya, bekal sekolah, tisu atau sapu tangan, jepit atau pita rambutnya, uang saku, dan lain-lain.[kompas]

Anak Susah Makan, Boleh Diganti Susu?

Menghadapi balita yang susah makan memang tidak mudah. Padahal, aksi "tutup mulut" yang dilakukannya sering membuat cemas para ibu mengingat pada periode tumbuh kembangnya anak membutuhkan asupan yang bernutrisi. Agar balita tidak kekurangan gizi, para ibu boleh memberikan susu yang memang kaya zat gizi.

"Susu dapat digunakan sebagai alternatif pelengkap kebutuhan kalori, vitamin dan proteinnya," kata Ida Ruslita Amir, M. Kes dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada Launching Susu Kental Manis Frisian Flag Gold, (14/07/10) di Jakarta.

Setiap orang tidak terkecuali anak-anak membutuhkan asupan gizi seimbang. "Asupan gizi seimbang terdiri dari makro nutrien, yang meliputi karbohidrat, lemak, protein dan mikro nutrien yang terkandung dalam vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral difungsikan sebagai zat pengatur dan anti oksidan," kata Ida.

Orangtua juga bisa menyiasati anak yang susah makan dengan memberikan alternatif pengganti. Misalnya jika anak tidak mau makan nasi, berikan mi atau roti. Bila anak tidak menyukai susu, berikan makanan olahan dari susu, seperti puding, es krim, atau keju.

Kendati demikian, susu, terutama susu kental manis sebaiknya dikonsumsi anak di atas umur satu tahun karena metabolisme tubuhnya telah dapat menerima makanan selain ASI. Bayi hingga ia berusia satu tahun difokuskan untuk minum ASI. [kompas]

Membiasakan Anak Makan Ikan

Sudah sejak lama ikan disebut sangat bermanfaat bagi pembentukan otak dan meningkatkan kecerdasan, bahkan saat anak bertambah besar. Namun, anak-anak umumnya kurang menyukai sajian ikan. Orangtua lah yang berperan dalam mengenalkan ikan kepada anak-anak. Berikut beberapa tips dari dr.Titi Sekarindah, MS, apesialis gizi RS Pertamina yang bisa dilakukan orangtua:

1. Biasakan atau kenalkan anak sejak dini untuk makan ikan. Kalaupun tidak untuk makanan utama, ikan bisa dihidangkan sebagai makanan selingan, misalnya otak-otak atau pempek. Ikan juga bagus dijadikan bekal sekolah. Misalnya dibuat sebagai sandwhich isi ikan.

2. Olah ikan secara benar dan enak, sehingga anak suka. Kadang-kadang, cara memasak yang kurang tepat masih menyisakan bau amis, sehingga anak-anak enggan mengonsumsinya. Jadi, orangtua harus belajar mengolah ikan yang baik.

3. Jika bisa, makan ikan 3 kali seminggu, masing-masing 50 gram.

4. Untuk anak, cari ikan yang durinya tak banyak dan kalau bisa yang dipresto, sehingga anak tidak trauma oleh duri ikan. Anak biasanya tak mau makan ikan lagi setelah terkena duri ikan.

5. Selain ikan, anak juga harus dianjurkan untuk makan yang lain. Ajari anak makan seimbang, terutama buah-buahan, sayuran, dan susu.

[TabloidNova]

Agar Si Kecil Mau Mengonsumsi Sayuran

Kita tahu bahwa sayuran memberikan nilai gizi yang penting bagi kesehatan. Repotnya, anak-anak biasanya tidak menyukai sayuran. Tidak heran, setiap ibu harus punya banyak akal untuk menciptakan menu sayuran yang disukai anak. Tak terkecuali Jennifer Garner, yang tak putus asa mendorong kebiasaan makan sehat untuk putrinya, Violet (3). Ia berusaha "menyusupkan" sayuran ke dalam menu makan putrinya.

"Snack sehat yang sering saya buat di rumah adalah smoothie bayam," kata pemain Invention of Lying ini pada majalah People. "Di dalamnya ada pisang, sebongkah mangga, dan segenggam penuh bayam, sehingga warnanya hijau. Namun rasanya seperti mangga dan pisang, dan anak-anak sangat suka melihat warnanya. Mereka tidak merasakan bayamnya sama sekali."

Jennifer menyadari bahwa orangtua yang sibuk umumnya cukup sulit untuk selalu makan dan menyiapkan menu yang sehat untuk seluruh keluarga. Banyak pula keluarga yang hidup dengan kemiskinan, sehingga nilai gizi tak lagi menjadi pertimbangan utama dalam memilih makanan. "Kesadaran utama bagi saya adalah bahwa setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anak mereka," ujar Jennifer. "Beberapa dari kita mungkin memiliki lebih banyak waktu atau uang daripada yang lain, sehingga penting bila kita menyisihkan waktu beberapa menit untuk membantu anak-anak lain di negara kita."

Karena kemampuannya mengolah makanan sehat ini, Jennifer ditunjuk menjadi juru bicara kampanye "Make Time for CHANGE" yang diadakan Save the Children. Ia membantu mengembangkan gaya hidup lebih sehat untuk anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, dengan menerapkan sumber-sumber makan yang sehat dan kebiasaan berolahraga. Kampanye CHANGE (Creating Healthy, Active, and Nurturing Growing-up Environments) ini bekerja sama dengan Frigidaire, yang akan mendonasikan 1 dollar untuk membantu anak-anak yang membutuhkan di Amerika. Jennifer berharap program ini sampai juga ke kampung halamannya.

"Saya besar di West Virginia, negara bagian yang cukup menderita. Wilayah ini sangat membutuhkan dukungan seperti yang ditawarkan Save the Children, yang membantu anak-anak belajar lebih baik di sekolah, karena mereka lebih sehat dan tidak khawatir lagi soal makanan," paparnya.

[kompas]

5 Tanda Anda Sudah Cukup Makan Sayur

Selain mendapatkan asupan gizi makro, yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak, kita juga dianjurkan untuk memenuhi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang antara lain bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan. Konsumsi buah dan sayuran juga dapat memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh kita.Supaya sayur yang dikonsumsi memberikan manfaat maksimal, idealnya ada 5 porsi sayuran dalam menu anak, atau sekitar 400 gram sehari. Bagaimana menilai bahwa konsumsi sayur Anda sudah terpenuhi?

Menurut Wied Harry Apriadji, Konsultan Gizi dan Masak Sehat Alami, untuk mudahnya, kecukupan konsumsi sayur setiap harinya dapat dilihat dari indikator BAB 5, yakti BAB (buang air besar) yang ditandai dengan:
1. Bisa dilakukan setiap hari.
2. Keluar secara otomatis (tidak perlu mengejan dengan susah payah).
3. Dua menit selesai.
4. Ada perasaan tuntas.
5. Kotorannya mengambang.

Bila indikator tersebut terpenuhi, bisa dipastikan yang bersangkutan telah mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup untuk tubuhnya setiap hari. Bisa jadi ada orang yang merasa sudah makan sayur dalam porsi banyak, tapi ternyata tubuh masih menganggapnya kurang, karena belum terjadi indikator BAB 5 seperti tersebut di atas.

Yang juga harus diingat, konsumsi sayur yang disarankan setiap hari minimal terdiri atas tiga warna, yakni hijau, oranye, dan putih. Contoh: sup yang di dalamnya terdapat buncis (mewakili warna hijau), wortel (oranye), dan sawi (putih). Hanya mengonsumsi satu warna sayuran, misalnya hijau saja, meski setiap hari tetap kurang seimbang.

Ada yang menyebutkan konsumsi sayuran hijau setiap hari dapat menyebabkan asam urat. Benarkah demikian? "Jelas salah," tukas Wied.

Bisa jadi orang tersebut telah mempunyai asam urat sebelumnya, tapi penyebabnya jelas bukan sayuran hijau. Memang, sayuran hijau mengandung purin yang dituding sebagai biang keladi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, tapi purin yang terkandung dalam sayuran hijau jumlahnya "tak seberapa" hingga tak bisa menaikkan kadar asam urat secara signifikan.

Selain itu, ada juga yang berpendapat konsumsi sayur dalam jumlah banyak bisa menyebabkan sembelit. "Itu juga tidak benar," kata Wied.

Hal tersebut bisa terjadi kalau konsumsi sayur setiap hari tidak diimbangi dengan konsumsi cairan dalam jumlah cukup. Karena sayuran umumnya mempunyai kadar serat yang tinggi, bila tidak diimbangi dengan cairan akan "mengeras". Ini yang menyebabkan sembelit.

"Jadi bukan sayurannya, melainkan konsumsi cairannya yang kurang," tegasnya.
[Tabloid Nakita]

Makanan Kemasan Bergambar Karakter Kartun Bikin Anak Makan Banyak

Sejak lama, karakter-karakter kartun, seperti Dora the Explorer, Shrek, Spongebob Squarepants dan lainnya menjadi ikon untuk makanan-makanan cepat saji di restoran-restoran terkemuka. Dikabarkan oleh Health.com, anak-anak yang melihat makanan berbungkus karakter ini, rasa makanannya lebih enak ketimbang makanan yang datang dengan bungkus polos, padahal makanannya sama persis. Ketika diminta memilih, lebih banyak anak memilih makanan dalam kemasan bergambar ikon kartun anak-anak sebagai camilan.

Diterangkan oleh dr Thomas Robinson, M.D., profesor kesehatan anak di Stanford University School of Medicine, penggunaan karakter televisi dan film pada pembungkus makanan didesain untuk mengakses perasaan, memori, dan asosiasi dengan karakter kartun tersebut. "Jika Anda mengasosiasi produk tertentu yang menyenangkan dengan barang lain yang tak semenyenangkan, maka barang yang kurang menyenangkan tadi menjadi lebih diingini," terang dr Robinson.

Namun, sayangnya, para ahli kesehatan mengkhawatirkan, bahwa karakter-karakter kartun ini lebih sering muncul pada makanan cepat saji (junk food). Meski karakter-karakter tersebut sering pula digunakan pada produk buah-buahan dan sayuran, namun lebih sering digunakan pada makanan camilan yang kurang sehat.

"Para orangtua bisa saja menahan diri untuk tidak membeli makanan tak sehat, namun, anak-anak bisa menjadi sangat persuasif. Ketika mereka melihat karakter kartun tersebut, dan mengingininya, sulit untuk 'bertarung' melawan keinginan mereka di toko," terang Christina Roberto M.S., mahasiswa doktoral di Rudd Center for Food Policy and Obesity di Yale University, pimpinan studi ini.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, Roberto dan koleganya meminta 40 anak usia 4-6 tahun yang diminta untuk memilih makanan yang berbungkus polos dibanding dengan makanan yang diberikan stiker karakter kartun, dan antara 50-55 persen anak-anak mengatakan, bahwa makanan yang berstiker lebih enak. Padahal, isi makanan di dalam bungkus berbeda itu sebenarnya adalah makanan yang sama.

Persentase anak yang memilih makanan berkemasan karakter kartun berada antara 73-85 persen. "Para pengusaha makanan mengetahui bahwa karakter kartun bisa membantu penjualan makanannya, karena itu mereka menggunakan karakter ini," ujar Marion Nestle, Ph.D., profesor nutrisi, studi makanan, dan kesehatan publik di New York University.

Hasil studi ini bisa dijadikan dasar untuk pembuatan aturan bagi para produsen makanan untuk menghentikan penggunaan karakter kartun untuk memasarkan makanan junk food pada anak-anak. "Anak kecil, khususnya yang di bawah usia 7-8 tahun belum memahami niat persuasif dari strategi pemasaran. Kelihatannya kurang adil, dan kita harus melindungi anak-anak," terang Robinson.

Menggunakan daya karakter kartun untuk memasarakan makanan sehat, bisa kurang efektif ketimbang mematok larangan untuk digunakan sebagai alat pemasaran, saran Roberto. Karakter kartun memiliki pengaruh yang kurang besar terhadap keinginan anak-anak ketika menjadi pembungkus wortel mini. "Bisa jadi karena kita tak terbiasa untuk melihat karakter kartun kesayangan berada di bungkus sayuran, atau karena anak-anak sudah menyadari bahwa wortel, ya wortel, sementara untuk makanan lain, seperti cracker atau permen yang dibungkus karakter kartun kesayangan mereka yang belum jelas rasanya seperti apa," tambahnya.

Bagaimana cara Anda membujuk si kecil supaya tidak memilih makanan kurang sehat meski gambar pada kemasannya adalah karakter kartun kesayangannya?

[kompas]


Jangan Paksa Anak Makan

Bayi dan anak sebaiknya jangan dipaksa makan karena membuat tidak nyaman. Biarkan mereka lapar dan akhirnya meminta makanan. Jangan juga memberi susu atau camilan sebagai pengganti makan.

Demikian dikatakan dokter spesialis anak pengajar Fakultas Kedokteran UGM, Mei Neni Sitaresmi, pada seminar "Peran Pola Asuh Tumbuh Kembang dan Aktivasi Otak Tengah dalam Mengoptimalkan Kecerdasan Anak" di Kantor Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bapeda) Sleman, Kamis (24/6/2010) lalu.

Menurut Neni, memaksa anak makan lebih banyak sisi kerugiannya. Lebih baik menunggu empat jam-sesuai durasi lapar bayi dan anak- sehingga rasa lapar membuat mereka meminta makanan.

"Jika 20 sampai 30 menit bayi atau anak-anak tetap tak mau makan, jangan dipaksa. Selain mungkin sedang tak mau makan, durasi 20 sampai 30 menit menjadikan makanan dingin dan itu semakin tak diminati. Tunggu empat jam, lalu suapi lagi tapi dengan makanan berbeda," kata Neni.

Camilan dan susu sebaiknya juga dihindari sebagai pengganti makanan. Camilan biasanya tak bergizi, sedangkan susu bisa membuat kegemukan.

Saat menyuapi, bayi dan anak mesti diupayakan santai dan tidak sambil bermain. "Ini penting agar bayi tidak asal menelan makanan, tapi menikmati suapan per suapan," ujar Neni, pada acara yang digagas Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sleman.

Direktur Anak Jenius Indonesia (AJI) Arinto Agus yang juga pembicara mengatakan, salah satu paradigma dasar yang keliru adalah kesuksesan dilihat dari nilai IQ (intelligence quotient). Padahal, sisi emotional quotient (EQ) atau kecerdasan emosional sama pentingnya. EQ terwujud, antara lain, dari aspek yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, sosialisasi, dan kepribadian.
[kompas]

Perbuatan Yang Luar biasa dari Seorang Anak Kecil

Seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “PERBUATAN LUAR BIASA”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya kanak-kanak yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China. Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.

Sejak ia berusia 10 tahun ( tahun 2001 ) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin.
Sejak itu Zhang Da, demikian nama anak itu, hidup dengan sang ayah yang tidak bekerja, tidak bisa berjalan dan sakit-sakitan. Ia masih terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang berat itu, namun ia tetap berjuang.
Ia bersekolah dengan berjalan kaki melewati hutan kecil. Karena tidak sarapan, diperjalanan itu ia makan daun-daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang ia mencoba memakan sejenis jamur atau rumput, sehingga ia tahu mana yang masih bisa diterima lidahnya dan mana yang tidak. Pulang sekolah, ia bekerja membelah batu-batu besar. Upah sebagai tukang batu digunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya.
Setiap hari ia menggendong ayahnya kekamar mandi, menyeka dan juga memandikan ayahnya. Ia membeli beras dan membuatkan bubur untuk makan ayahnya.
Segala urusan ayahnya lainnya pun ia yang mengerjakannya sendirian. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengobati sang ayah. Ia pun belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Ia mempelajari bagaimana seorang suster memberikan suntikan. Setelah merasa mampu, ia sendiri yang menyuntik ayahnya.
Ketika acara penganugerahan penghargaan tersebut berlangsung, pembawa acara bertanya apa yang diinginkan Zhang Da ” Apakah uang atau lainnya. Disini ada banyak pejabat, pengusaha, juga ada ratusan juta penonton telivisi, mereka bisa membantu mu!” Namun apa yang dikatakan Zhang Da sungguh mengejutkan siapapun, ia hanya berkata, ” Aku hanya ingin Mama ku kembali!.”
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah. Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya. Ada anak yang sudah sekolah di SD masih disuapi, dan memakai bajupun masih dibantu.

MORAL:
Potensi anak sering muncul justru ketika ditempa kesulitan, jika langkah anak selalu dimudahkan maka kreatifvitas dan daya juangnya pun tidak akan tumbuh. Oleh karena itu, ada pepatah mengatakan, ” JANGAN MUDAHKAN HIDUP ANAK HARI INI, UNTUK MENYULITKANNYA DI KEMUDIAN HARI.”

by viva news

Jadwal Tubuh Mengeluarkan Racun

Agar keluarga tetap sehat adakalanya kita dapat mengenal tubuh kita dengan baik salah satunya mengenai racun yang ada didalam tubuh. Bagaimana racun dapat keluar dari tubuh dan kapan racun didalam tubuh keluar. Dari informasi yang saya baca dari kaskus saya mencoba mengedit kalimatnya dengan gaya bahasa saya sendiri namun tetap sejalan dengan isinya. Hasil repost-an ini yakni mengenai Jadwal Tubuh Mengeluarkan Racun, mari kita simak:

Pertama,
Tubuh akan membuang zat-zat yang tidak berguna/beracun(detoxin) di bagian sistem antibodi(kelenjar getah bening) pada pukul 21.00-23.00. Selama durasi waktu ini, kita harus dalam keadaan tenang atau mendengarkan musik usahakan jangan sibuk bekerja waktu saat ini.

Kedua,
Terjadinya proses detoxin dibagian hati yang berlangsung dalam kondisi tidur pulas terjadi pada pukul 23.00-01.00.

Ketiga,
Proses detoxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur, terjadi pada pukul 01.00-03.00.

Keempat,
Terjadi detoxin pada bagian paru-paru, Kejadian ini akan menyebabkan batuk karena proses pembersihan (detoxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tidak perlu obat batuk diminum pada saat proses ini agar tidak menghambat proses pembuangan kotoran. Terjadi pada pukul 03.00-05.00

Kelima,
Detoxin(pembersihan) dibagian usus besar, harus buang air jangan ditahan-tahan saat pukul 05.00-07.00.

Keenam,
Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, sarapan pagi diperlukan saat pukul 07.00-09.00. Bagi orang sakit usahakan sarapan sebelum pukul 06.30. Sarapan pagi sebelum pukul 07.30 sangat dianjurkan bagi kesehatan.

Pada waktu-waktu tertentu, sistem tubuh kita membuang racun didalamnya. bila kita mengenali jadwalnya, kita dapat memaksimalkan pembuangan racun tersebut.
Misalnya tidur terlalu malam atau bangun terlalu siang, bisa mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna, selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. sebab itu, tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang.




Shelomita: Jangan Membesarkan Anak dengan Ambisi

Tidak banyak buku panduan untuk menjadi orangtua yang baik. Kita sebagai orangtua pun tidak memiliki patokan atau aturan khusus dalam membesarkan anak sehingga tidak ada jaminan kalau kita sudah berhasil mendidik anak dengan baik.

Shelomita, aktris cantik yang juga ibu tiga anak, mengaku punya cara tersendiri dalam mengasuh anak. "Saya tidak pernah mendidik anak-anak dengan ambisi, itu saja kuncinya," tutur Shelo seusai acara peluncuran Parenting Ensiklopedia oleh penerbit Esensi-Erlangga Group di Prefere Playground, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2010).

Ambisi orangtua akan menutupi kemampuan anak yang sebenarnya. Akibatnya, anak tidak bisa berkembang sesuai dengan kemampuan mereka sebab orangtua sudah memaksakan kehendaknya. Dari segi emosional, anak juga merasa tertekan sebab mereka tidak diberi kebebasan untuk melakukan apa yang mereka sukai dan menjadi minat mereka.

"Saya juga tidak pernah memilah-milah antara anak laki-laki dan perempuan. Semua harus diperlakukan sama," lanjut perempuan berkulit putih ini.

Meskipun begitu, penting untuk memberikan pengertian antara anak perempuan dan laki-laki supaya mereka paham batasannya. Contohnya, anak perempuan tidak bermain pistol karena pistol merupakan mainan anak laki-laki. Berikan contoh permainan yang lazim dilakukan oleh anak perempuan. Melarang tanpa memberi penjelasan hanya akan membuat anak makin penasaran. Mereka akan mempertanyakan kenapa hal tersebut dilarang dan semakin penasaran, mereka akan makin mendekati obyek yang dilarang.

Intinya, anak-anak harus diberi kebebasan berekspresi, baik laki-laki maupun perempuan. Jangan membatasi keinginan anak-anak hanya karena kita menganggap hal tersebut kurang populer di antara anak-anak pada umumnya.[kompas]

MamaKu Yang Terbaik Pokonya

Sebagai orang tua khususnya seorang ibu kita sadar akan setiap pekerjaan di rumah tidak akan pernah habis. Kehilangan waktu beristirahat, kehilangan waktu untuk sendiri menenangkan pikiran, kehilangan waktu santai bersama suami tentunya ini dapat membuat ibu begitu rentan akan stress.

Banyak cara untuk meredam stress mulai bagaimana meredam stress ketika melihat kenakalan anak dan betapa pintar anak membuat kacau balau di rumah. Beberapa tips mungkin dapat menjadi inspirasi ibu dalam meredam stress tersebut.
  1. Berusaha tertawa dengan anak-anak. Buat diri kita seperti anak-anak dengan membuat ulah seperti layaknya anak kecil yang dapat menyenangkan serta menggoda mereka.
  2. Lakukan tidur sesuai kemampuan anda. Lupakan sejenak piring kotor di dapur, biarkan diri kita ikut larut tertidur bersama anak dikala tidur siang ataupun malam hari. Nikmati momen ini.
  3. Persiapan bekal anak sebelumnya. Kadang seorang ibu kesal terhadap anaknya karena membuat ulah dan belum terpenuhi keinginannya. Persiapkan bekal sebelumnya/malam saat anak ingin sekolah, melakukan kegiatannya dll.
  4. Sesekali anda dapat memanjakan diri. Luangkan waktu untuk menikmati makanan/minuman favorit anda atau jajan kesukaan anda dan manjakan sejenak diri anda. Ingat hanya sesekali memanjakan untuk membuat diri lebih santai setelah stress menghampiri.
  5. Coba membuat kata dengan "Ya". Saat anak ingin meminta sesuatu yang mungkin belum kita izinkan mungkin kita pernah berkata "jangan itu tidak boleh" atau "ngga boleh". Cobalah dimulai dengan kata "ya" seperti "ya nanti klo habis makan baru boleh main, makan dulu ya", atau apa saja yang menurut anda dapat mengalihkan sesuatu dengan dimulai kata "ya".
  6. Anak akan menurut jika sesuatu dikatakan berulang-ulang. Seperti "ayo habis main, mandi yang bersih, ya", "kakak kalau habis makan cuci tangan dan mulut, ya", dll.
  7. Buat larangan untuk anak yang dianggap memang penting. Kesal kepada anak tidak perlu jika mereka hanya ingin sesuatu seperti ingin warna merah bajunya dan warna kuning celananya, atau anak ingin makan sendiri dll.
  8. Kegiatan mengasuh anak memang melelahkan mungkin sebagaian dari anda berpikir kalau sudah besar anda tidak mencuci popoknya setiap hari lagi, tidak perlu menyuapi lagi. Kegiatan tersebut akan berlalu begitu cepat namun anda mungkin akan merindukan masa-masa melelahkan tersebut.

Kenali Ciri-ciri Anak Stres

Stres dapat mempengaruhi siapa saja termasuk anak-anak. Pada anak prasekolah misalnya memisahkannya dari orangtua bisa menyebabkan stres. Sedangkan pada anak sekolah masalah akademis dan tekanan sosial bisa menjadi pemicunya. Bagaimana ciri-ciri anak yang mengalami stres?

Banyak anak yang terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan sehingga tak sempat bermain atau bersantai sepulang sekolah. Hal ini menyebabkan anak suka mengeluh dengan sejumlah aktivitas yang membebaninya.

Karena itu orangtua harus peka terhadap apa yang dirasakan si kecil, terutama jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda dirinya mengalami stres.

Seperti dikutip dari Kidshealth, Senin (8/3/2010) tidak selalu mudah untuk mengenali anak-anak yang mengalami stres, tapi dalam jangka waktu pendek biasanya terdapat beberapa perubahan perilaku yaitu:

1. Perubahan suasana hati.
2. Kelakuannya berubah atau tidak seperti biasa.
3. Perubahan pola tidur atau mengalami ngompol.
4. Mengalami kesulitan berkonsentrasi atau menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
5. Menjadi menarik diri dan banyak menghabiskan waktu sendirian.
6. Terkadang mengalami dampak pada fisiknya seperti sakit kepala atau sakit perut tanpa sebab yang jelas.
7. Reaksinya berlebihan terhadap masalah-masalah kecil.
8. Perubahan drastis dalam hal prestasi akademis.
9. Anak diketahui sering berbohong.
10. Untuk anak yang masih sangat kecil biasanya melakukan kebiasaan baru seperti mengisap jempol, memilin-milin rambut atau sering menangis.


Stres pada anak bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti:

1. Mendengar orangtuanya bertengkar
2. Ada masalah di sekolahnya
3. Tekanan dari berbagai pihak yang menuntutnya lebih
4. Mengalami sakit
5. Kehilangan orang yang dicintainya
6. Perceraian
7. Bisa juga akibat isu-isu global (bencana alam, perang atau terorisme).


Untuk membantu anak mengatasi stres yang dialaminya, peran orangtua dan orang-orang disekitarnya merupakan hal yang penting. Orangtua sebaiknya meluangkan waktu lebih bagi anak-anaknya untuk sekedar menanyakan keadaannya dan berbicara dari hati ke hati. Selain itu faktor istitrahat dan gizi yang baik juga mempengaruhi anak dalam meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi berbagai hal.

Kualitas waktu adalah hal yang sangat penting, semakin sering orangtua meluangkan waktu untuknya anak akan merasa bahwa orangtuanya sayang dan menganggap dirinya adalah seseorang yang penting dalam hidup orangtuanya.

Hal lain yang bisa dilakukan orangtua adalah membantu mengantisipasi beberapa kondisi yang dapat berpotensi menimbulkan stres misalnya mengurangi beberapa kegiatannya, meluangkan waktu untuk lebih mengenal karakteristik si anak, jangan terlalu berambisi menjadikan anak sesuai keinginan orangtua serta berikan pola pengasuhan yang konsisten.[detik]

Tips Aman Bergaul di Facebook

Jangan terlalu lengkap memasang profil diri dan foto di Facebook! Jangan terlalu gampang berteman di Facebook! Waduh, seruan tersebut tentunya tidak terlalu populer, atau cenderung diabaikan para Facebooker.

Ya memang, karena dengan bergesernya konsep dan ide sebuah pertemanan, maka tak apalah pada kenyataannya kita hanya punya segelintir teman di dunia nyata sepanjang punya berjibun (ratusan, ribuan) teman di situs jejaring sosial.

Seolah-olah dengan demikian keeksisan Anda adalah seberapa banyak teman yang dimiliki. Padahal dengan semakin banyak teman, yang kadang hanya teman sekadar kenal atau bahkan tak ingat lagi siapa dia atau bertemu dimana, maka semakin rentan terekspos data diri kita ke pihak-pihak di luar kontrol kita.

Salah satu contoh kasus yang mengingatkan kita akan bahaya bergaul sembarangan di Facebook adalah peristiwa hilangnya seorang remaja bernama Marietta Nova Triani (14). Setelah sempat membuat uring-uringan keluarganya yang merasa kehilangan, ternyata Nova kabur dengan pacarnya Febriani alias Ari (18) yang dikenal melalui Facebook.

Nova yang berasal dari Sidoarjo dibawa kabur pacarnya saat Nova bertamu di perumahan BSD, sejak tanggal 6 Februari 2010 lalu. Nova dan Ari ditemukan polisi di Jatiuwung, Tangerang.

Mungkin Nova hanya satu dari sekian korban pergaulan 'kebablasan' yang bermula dari perkenalan di Facebook. Nah, agar kita tidak menjadi korban berikutnya maka ada baiknya langkah-langkah pencegahan berikut ini bisa dijalankan ketika di dunia Facebook:

1). Jangan terlalu lengkap memasang profil atau data diri di Facebook. Tentunya semakin lengkap profil/data diri terpasang, semakin mudah mendapatkan teman. Tetapi di sisi lain, semakin berisiko pula data diri kita disalah-gunakan (abused)

2). Jangan memasang foto-foto diri Anda yang sekiranya Anda sendiri tidak akan merasa nyaman apabila foto tersebut tersebarluaskan secara bebas. Ingatlah, walau foto tersebut "hanya" diposting di akun Facebook Anda, sebenarnya itu sama saja dengan menyebarlukaskan foto tersebut ke publik. Sekali terposting dan tersebar, maka sangat sulit (dan nyaris mustahil) Anda bisa mencabut foto Anda dari Internet. Maka, selektiflah dalam berpose dan memposting foto Anda.

3). Jangan sembarangan 'add friend' atau melakukan approval atas permintaan seseorang untuk menjadi teman Anda. Cara memilah dan memilihnya mudah, yaitu lihat saja berapa jumlah "mutual friends" antara Anda dengan seseorang tersebut. Semakin sedikit "mutual friends"-nya, berarti semakin sedikit teman-teman Anda yang kenal dengan dirinya, yang berarti semakin berisiko tinggi. Pastikan Anda hanya menerima "pertemanan" yang "mutual friends"-nya cukup banyak.

4). Jangan sembarangan menerima tag photo. Bolehlah kita "banci tagging", tetapi berupayalah lebih selektif. Artinya, sekali Anda terjun ke Facebook, rajin-rajinlah memeriksa "keadaan sekeliling". Karena kita kadang menemukan foto diri kita yang di-upload dan di-tag oleh orang lain, padahal kita tidak suka foto tersebut disebarluaskan. Segera saja kita "untag" diri kita dari foto tersebut dan kalau perlu minta teman kita yang melakukan upload foto tersebut untuk mencabutnya.

5). Jangan tunda-tunda, ketika Anda menemukan data atau profil Anda digunakan oleh pihak lain untuk hal-hal di luar kontrol Anda, segeralah bertindak. Membiarkannya, justru akan membuatnya makin berlarut dan berdampak destruktif, setidaknya untuk kenyamanan diri sendiri. Laporkan langsung ke pengelola layanan untuk segera mencabut informasi aspal (asli tapi palsu) tersebut. Atau, mintalah bantuan pada orang atau pihak yang sekiranya bisa atau paham bagaimana mengatasi hal di atas.

6). Jangan mudah termakan bujuk rayu orang yang baru Anda kenal di Facebook. Karena perlu Anda ingat bahwa seringkali orang menyamarkan identitas aslinya di dunia maya. Apa yang tampak di dunia maya seperti Facebook belum tentu cerminan asli perilaku diri di dunia nyata. Bisa jadi orang yang tampak baik, sopan di Facebook ternyata memiliki watak sebaliknya di dunia nyata. Oleh karena itu sebaiknya berhati-hati dengan teman yang baru dikenal di dunia maya.[detik]

Menuntun Anak Melalui Jalan Berliku Online

Image and video hosting by TinyPic

Mencuatnya berita mengenai bahayanya situs jejaring sosial seperti Facebook akhir-akhir ini kian mempertegas perlunya partisipasi intensif orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dalam pergaulan dunia maya.

Hal pertama yang harus disadari banyak orang tua adalah anak-anak mereka akan selalu memiliki akses ke internet, seberapapun mereka berusaha mengendalikan apa yang anak-anak mereka lakukan dan lihat di dunia maya itu.

Anak-anak
selalu memiliki rasa ingin tahu yang amat tinggi dan cerdik. Mereka akan mendapatkan akses ke internet bila mereka mau. Tergantung dari umur anak itu, mereka pasti memiliki akes ke internet yang tidak semua bisa anda kendalikan.

Dari mulai komputer sekolah, perpustakaan, komputer teman-teman mereka dan alat-alat komunikasi mobile seperti telepon selular, juga konsol permainan yang tersambung ke internet seperti Xbox dan Wii -- mereka pasti memiliki jalan untuk mendapatkan akses Internet.

Hanya di rumah orang tua memiliki kendali terhadap kehidupan online anak-anak mereka, dan para orang tua harus memanfaatkan saat-saat tersebut untuk melindungi anak-anak mereka. Ada beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk memaksimalisasi perlindungan yang dapat diberikan pada anak-anak yang making sering bergaul di dunia maya.

Orang tua harus mau berdialog secara jujur dan terbuka dengan anak-anak mereka mengenai ancaman yang menunggu mereka di internet. Pastikan juga semua komputer di rumah Anda dan semua alat-alat komunikasi mobile Anda telah dilindungi perangkat lunak keamanan yang termutakhir.

Bicaralah dengan anak-anak Anda tentang bahaya yang menanti mereka di internet dan kenapa anda, sebagai orang tua, berusaha melindungi mereka. Libatkanlah diri anda dalam kehidupan online anak-anak anda, dan perbincangkanlah dengan terbuka pengalaman mereka di sana.

Pastikan Anda memiliki aturan yang jelas mengenai kapan mereka bisa online, situs-situs apa saja yang bisa mereka kunjungi dan berapa lama mereka boleh online. Pastikan anak-anak Anda mengerti semua aturan ini.

Orang tua juga harus mengenali ancaman yang paling sering muncul di internet seperti:

* Malware atau piranti perusak seperti virus, trojan, worm dan rootkit
* Konten-konten ilegal seperti file-file yang melanggar hak cipta.
* Misrepresentasi yang sering terjadi di situs jejaring sosial seperti Facebook dan MySpace. Banyak orang yang menggunakan identitas palsu untuk menjerat anak-anak anda.
* Pornografi.


Untuk mengatasi ancaman ini, orang tua bukan hanya tinggal mengunduh piranti keamanan. Tapi juga harus mengambil beberapa langkah bijaksana. Salah satu caranya adalah dengan memulai memahami piranti yang dapat membantu anda mengendalikan kehidupan online anak-anak. Piranti ini biasanya terbagi dalam tiga kategori:

1. Content Filtering – yaitu piranti yang dapat menghentikan akses anak anda terhadap isi suatu situs yang tidak diinginkan.
2. Fitur penggunaan – yaitu piranti yang dapat membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak anda di Internet.
3. Monitoring – yaitu piranti yang dapat membantu anda mengawasi kehidupan online anak-anak Anda.[detik]

Sukrosa Penyebab Utama Keroposnya Gigi Anak

Image and video hosting by TinyPic
Makanan yang mengandung sukrosa atau gula tebu merupakan penyebab utama gigi anak mudah keropos maka dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dari sisa-sisa makanan.

Asisten Manajer Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia, Drg. Peter Andreas, M.Kes mengatakan kandungan sukrosa mudah menjadi asam sebagai tempat pertumbuhan kuman.

Menurut dia, agar gigi anak tetap sehat dan tidak mudah keropos minimal melakukan gosok gigi dua kali sehari, yakni setelah sarapan pagi dan menjelang tidur.

Peter berharap, jangan sampai anak balita minum susu botol sambil tidur, karena mulut akan menjadi asam dan sebagai sarang kuman yang menyebabkan gigi mudah keropos. Boleh saja anak makan permen tetapi kebersihan gigi tetap harus dijaga.

Sebagai pengganti sukrosa pada permen atau makanan lain, katanya, dapat diberikan pemanis alami pengganti gula tebu yang biasa terdapat pada sayuran dan buah.

Ia mengatakan, merawat kesehatan mulut gigi, dan gusi sejak usia dini sangat penting. Mulut merupakan salah satu sumber awal masuknya bakteri dan kuman yang dapat mengganggu kesehatan seluruh tubuh.

"Untuk menjaga kesehatan seluruh tubuh, harus diawali dengan menjaga kesehatan mulut, termasuk di dalamnya gigi dan gusi," katanya.

Selama ini, katanya, masyarakat kurang memperhatikan kesehatan gigi susu anak, karena beranggapan nanti akan berganti gigi.

Menurut dia, merawat gigi susu sangat penting karena jika gigi susu rusak maka akan mengganggu aktivitas anak.[kapanlagi]