Supaya Tak Dilupakan Pewawancara

Mendapat panggilan wawancara kerja bersama beberapa kandidat lain? Ehm, persaingan ketat, ya? Merasa pintar dan "siap" saja tidak cukup untuk memenangkan sesi ini. Anda tetap perlu mencari tahu apa trik sukses wawancara kerja agar bisa menjadi yang terpilih.

* Kesan Pertama
Tahukah Anda, dalam 17 detik pertama sejak si pewawancara melihat Anda, kesan akan tercipta. Jadi, mari mulai dari sikap. Tunjukkanlah sikap tenang, tetapi antusias. Sikap Anda yang positif akan selalu diingat pewawancara. Jagalah kontak mata dengan pewawancara. Jika diwawancara lebih dari 1 orang, beresponlah kepada yang mengajukan pertanyaan, tapi saat menjawab, sesekali buat kontak mata dengan pewawancara lain.

Kurangi kata-kata, "Saya merasa..." atau "Saya kurang..." yang mengesankan Anda lebih seding menduga, enggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri, dan tidak menguasai persoalan. Sebaiknya gunakan, "Saya pikir...", "Menurut pendapat saya...", "Saya yakin...", atau "Saya optimis..."

Untuk pakaian, kenakan pakaian berkesan profesional (Kemeja dengan celana panjang atau rok maupun terusan dengan atau tanpa blazer, berwarna gelap atau warna lembut), bukan provokatif (atasan berkerah V, rok terlalu pendek, atau stoking berpola). Hindari pemakaian perhiasan berukuran besar dalam jumlah banyak atau yang mengeluarkan bunyi. Jangan pula mengenakan perhiasan berkesan murahan, seperti plastik atau kayu. Gunakan saja perhiasan sederhana dan berukuran kecil dari emas atau perak dan jam tangan.

* Ceritakan dalam 1 Menit
Ceritakan diri Anda tanpa berbunga-bunga, ungkapkan diri dengan terbuka, ramah, dan punya rasa ingin tahu. Jawaban yang cerdas dan efektif untuk menggambarkan bahwa secara implisit dirinya layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Cukup yang singkat, tapi menunjukkan optimisme alami.

* Hati-hati Jebakan
Seringkali pewawancara melontarkan pertanyaan yang membuat kita kelepasan bicara. Contohnya;
Pewawancara: "Apa yang membuat Anda memutuskan pindah kerja? Tadi Anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman, kan?"
Pelamar: "Saya tidak suka bos saya. Ia sering membuat saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itu pun tidak membuat gaji saya naik."

Hal ini bisa membuat pewawancara berpikir apa yang akan pelamar itu katakan jika suatu saat keluar dari perusahaannya? Tentu tak beda buruknya dengana apa yang dia ungkapkan tentang perusahaan lamanya. Disarankan agar menjawab pertanyaan lebih taktis. Misal, "Saya menginginkan ritme kerja yang lebih teratur dan terjadwal. Soal gaji, sebenarnya tempat kerja lama tak ada masalah, tapi saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji."

* Tentang Hal Pribadi
Saat wawancara, si pewawancara selalu berusaha mengorek tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaannya sepele. Misal, "Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?"

Jawaban yang terburu-buru bisa jadi penutup peluang kerja Anda. Perusahaan selalu ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama pada awal masa kerja. Jadi, lebih baik Anda menjawab, "Sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."

* Jadilah yang Terbaik
Sebuah survei menunjukkan kandidat yang diwawancara paling terakhir adalah yang diterima menjadi karyawan. Meski tidak melulu "si terakhir" yang diterima, setidaknya 3 dari 5 orang yang pernah diwawancara adalah kandidat terakhir.

Memang untuk menjadi kandidat terakhir, kita membutuhkan keberuntungan. Namun, ditambah trik yang sudah diberikan sebelumnya, Anda tentu akan menjadi kandidat yang paling diingat pewawancara.
[kompas]

No comments:

Post a Comment