Selain mendapatkan asupan gizi makro, yang terdiri atas karbohidrat, protein, dan lemak, kita juga dianjurkan untuk memenuhi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang antara lain bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan. Konsumsi buah dan sayuran juga dapat memenuhi kebutuhan serat dalam tubuh kita.Supaya sayur yang dikonsumsi memberikan manfaat maksimal, idealnya ada 5 porsi sayuran dalam menu anak, atau sekitar 400 gram sehari. Bagaimana menilai bahwa konsumsi sayur Anda sudah terpenuhi?
Menurut Wied Harry Apriadji, Konsultan Gizi dan Masak Sehat Alami, untuk mudahnya, kecukupan konsumsi sayur setiap harinya dapat dilihat dari indikator BAB 5, yakti BAB (buang air besar) yang ditandai dengan:
1. Bisa dilakukan setiap hari.
2. Keluar secara otomatis (tidak perlu mengejan dengan susah payah).
3. Dua menit selesai.
4. Ada perasaan tuntas.
5. Kotorannya mengambang.
Bila indikator tersebut terpenuhi, bisa dipastikan yang bersangkutan telah mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup untuk tubuhnya setiap hari. Bisa jadi ada orang yang merasa sudah makan sayur dalam porsi banyak, tapi ternyata tubuh masih menganggapnya kurang, karena belum terjadi indikator BAB 5 seperti tersebut di atas.
Yang juga harus diingat, konsumsi sayur yang disarankan setiap hari minimal terdiri atas tiga warna, yakni hijau, oranye, dan putih. Contoh: sup yang di dalamnya terdapat buncis (mewakili warna hijau), wortel (oranye), dan sawi (putih). Hanya mengonsumsi satu warna sayuran, misalnya hijau saja, meski setiap hari tetap kurang seimbang.
Ada yang menyebutkan konsumsi sayuran hijau setiap hari dapat menyebabkan asam urat. Benarkah demikian? "Jelas salah," tukas Wied.
Bisa jadi orang tersebut telah mempunyai asam urat sebelumnya, tapi penyebabnya jelas bukan sayuran hijau. Memang, sayuran hijau mengandung purin yang dituding sebagai biang keladi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, tapi purin yang terkandung dalam sayuran hijau jumlahnya "tak seberapa" hingga tak bisa menaikkan kadar asam urat secara signifikan.
Selain itu, ada juga yang berpendapat konsumsi sayur dalam jumlah banyak bisa menyebabkan sembelit. "Itu juga tidak benar," kata Wied.
Hal tersebut bisa terjadi kalau konsumsi sayur setiap hari tidak diimbangi dengan konsumsi cairan dalam jumlah cukup. Karena sayuran umumnya mempunyai kadar serat yang tinggi, bila tidak diimbangi dengan cairan akan "mengeras". Ini yang menyebabkan sembelit.
"Jadi bukan sayurannya, melainkan konsumsi cairannya yang kurang," tegasnya.
[Tabloid Nakita]
Menurut Wied Harry Apriadji, Konsultan Gizi dan Masak Sehat Alami, untuk mudahnya, kecukupan konsumsi sayur setiap harinya dapat dilihat dari indikator BAB 5, yakti BAB (buang air besar) yang ditandai dengan:
1. Bisa dilakukan setiap hari.
2. Keluar secara otomatis (tidak perlu mengejan dengan susah payah).
3. Dua menit selesai.
4. Ada perasaan tuntas.
5. Kotorannya mengambang.
Bila indikator tersebut terpenuhi, bisa dipastikan yang bersangkutan telah mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah cukup untuk tubuhnya setiap hari. Bisa jadi ada orang yang merasa sudah makan sayur dalam porsi banyak, tapi ternyata tubuh masih menganggapnya kurang, karena belum terjadi indikator BAB 5 seperti tersebut di atas.
Yang juga harus diingat, konsumsi sayur yang disarankan setiap hari minimal terdiri atas tiga warna, yakni hijau, oranye, dan putih. Contoh: sup yang di dalamnya terdapat buncis (mewakili warna hijau), wortel (oranye), dan sawi (putih). Hanya mengonsumsi satu warna sayuran, misalnya hijau saja, meski setiap hari tetap kurang seimbang.
Ada yang menyebutkan konsumsi sayuran hijau setiap hari dapat menyebabkan asam urat. Benarkah demikian? "Jelas salah," tukas Wied.
Bisa jadi orang tersebut telah mempunyai asam urat sebelumnya, tapi penyebabnya jelas bukan sayuran hijau. Memang, sayuran hijau mengandung purin yang dituding sebagai biang keladi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, tapi purin yang terkandung dalam sayuran hijau jumlahnya "tak seberapa" hingga tak bisa menaikkan kadar asam urat secara signifikan.
Selain itu, ada juga yang berpendapat konsumsi sayur dalam jumlah banyak bisa menyebabkan sembelit. "Itu juga tidak benar," kata Wied.
Hal tersebut bisa terjadi kalau konsumsi sayur setiap hari tidak diimbangi dengan konsumsi cairan dalam jumlah cukup. Karena sayuran umumnya mempunyai kadar serat yang tinggi, bila tidak diimbangi dengan cairan akan "mengeras". Ini yang menyebabkan sembelit.
"Jadi bukan sayurannya, melainkan konsumsi cairannya yang kurang," tegasnya.
[Tabloid Nakita]
No comments:
Post a Comment